Lima Rudal Rusia Hantam Kota Lviv, 7 Orang Tewas dan 11 Terluka
Lima rudal dilaporkan telah menghantam kota Lviv, Ukraina. Akibat serangan itu, tujuh orang tewas dan 11 lainnya terluka.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Tujuh orang tewas dan 11 terluka akibat serangan udara Rusia di Lviv, Senin (18/4/2022).
Mengutip The Washington Post, Walikota Lviv Andriy Sadovyi mengatakan di media sosial bahwa lima rudal telah menghantam kota itu.
Sementara gubernur regional Lviv, Maksym Kozytskyi, melaporkan empat serangan rudal, dengan tiga menargetkan infrastruktur militer dan satu fasilitas pemasangan ban.
Bulan lalu, pasukan Rusia menyerang fasilitas militer di dekat Yavoriv, menewaskan sedikitnya 35 orang dan melukai lebih dari 130 orang.
Sirene serangan udara terdengar di Lviv setelah serangan yang nyata, yang mengirimkan awan asap hitam tebal ke udara.
Toko-toko dan kafe di pusat kota yang biasanya ramai ditutup saat penduduk setempat menuju ke tempat perlindungan bawah tanah.
Baca juga: Imbas Invasi Rusia, 7 Crazy Rich Ukraina Ini Kehilangan Kekayaan Rp 170 Triliun
Baca juga: Beda dengan Invasi Rusia ke Ukraina, Mengapa Amerika Tidak Mengutuk Serangan Israel ke Palestina?
Berita serangan mematikan telah terjadi di dekat depot kereta tengara Lviv, dianggap sebagai pesan yang jelas bahwa, Tidak ada tempat di Ukraina yang aman dari serangan Rusia.
Mykhailo Podolyak, seorang penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan "lima serangan rudal yang kuat menghantam infrastruktur sipil Lviv Eropa lama."
Posisi Lviv di barat yang relatif tenang telah menjadikannya pusat penting bagi pengungsi Ukraina yang melarikan diri dari pemboman di tempat lain, diplomat asing yang tidak lagi merasa aman di kedutaan besar di Kyiv, dan kelompok yang membawa perlengkapan militer dan kemanusiaan ke negara itu melalui perbatasan Polandia di dekatnya.
Serangan hari Senin menembus gelembung kehidupan normal di Lviv.
Warga mengatakan bahwa mereka sering mengabaikan sirene serangan udara masuk ke bunker bawah tanah, di mana mereka bertukar pesan Telegram untuk mencari informasi tentang apa yang telah diserang.
Orang-orang melihat mobil sipil yang dipenuhi pecahan peluru, gedung apartemen yang rusak, dan kebakaran di dekat rel kereta.
Alexander Kamyshin, kepala perusahaan kereta api nasional Ukraina, Ukrzaliznytsia, mengatakan beberapa rudal jatuh di dekat fasilitas kereta api.
Dia mengatakan tidak ada yang terluka dan lalu lintas kereta api telah dilanjutkan.