Baghdad Kecam Invasi Pasukan Turki ke Wilayah Kurdi Irak
Turki pada Minggu (17/4/2022) meluncurkan kampanye militer darat dan udara melawan pasukan Kurdi di wilayah utara Irak.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, BAGHDAD – Kementerian Luar Negeri Irak mengecam operasi militer Turki ke wilayah utara Irak.
Baghdad menyebut operasi tempur itu "pelanggaran kedaulatan dan kesucian negara (Irak)" yang bertentangan konsep menjadi tetangga yang baik.
Ankara pada Minggu (17/4/2022) meluncurkan kampanye militer darat dan udara melawan pasukan Kurdi di wilayah utara Irak.
Baghdad menyatakan Irak tidak dan tidak akan berfungsi sebagai panggung serangan terhadap negara-negara tetangga (ada juga daerah kantong besar Kurdi di Suriah).
Baca juga: Turki Luncurkan Serangan Darat dan Udara ke Markas Gerilyawan Kurdi di Irak
Baca juga: Turki Luncurkan Serangan Darat dan Udara ke Markas Kurdi Irak
“Irak juga tidak boleh menjadi arena konflik dan penyelesaian bagi pihak eksternal lainnya,” kata pernyataan Kemenlu Irak dikutip Russia Today, Selasa (19/4/2022).
Turki menyatakan, Operasi Claw-Lock Turki menargetkan milisi Kurdi di wilayah Irak utara Metina, Zap, dan Avasin-Basyan. Ankara menganggap mereka sebagai sekutu Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Pemberontakan etnis Kurdi telah berperang melawan pemerintah Turki selama beberapa dekade dan dianggap sebagai organisasi teroris oleh Ankara.
Kurdi Irak Angkat Senjata Lawan Turki
Selama bertahun-tahun, Turki telah meluncurkan beberapa serangan militer ke Irak dan Suriah, menargetkan milisi Kurdi.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pemerintahnya bertekad melanjutkan perjuangan ini sampai terorisme berhenti menjadi ancaman bagi Turki.
Berbicara kepada sekelompok diplomat asing, dia mengatakan negaranya mengharapkan dukungan kuat dari negara-negara sahabat, terutama dalam menindak arsitektur keuangan kelompok teroris.
Dia menyebutkan PPK dan milisi Kurdi Suriah YPG, organisasi politisi Turki yang berbasis di AS Fethullah Gulen dan kelompok teroris Negara Islam di antara target utama Turki.
Ankara mengklaim aksi militernya tercakup dalam klausul pertahanan diri nasional piagam PBB dan itu dilakukan menghormati kedaulatan Irak.
Turki melanjutkan serangan lintas-perbatasan baru terhadap militan Kurdi di Irak utara pada Senin (18/4/2022) pagi.
Pesawat-pesawat tempur Turki, helikopter dan pesawat tak berawak menyerang sasaran, kamp, terowongan, tempat perlindungan, dan tempat penyimpanan amunisi gerilyawan Kurdi di Irak utara.
“Hingga saat ini, operasi kami berjalan dengan sukses sesuai rencana. Target yang diidentifikasi pada tahap pertama telah ditangkap,” kata Menteri Pertahanan Hulusi Akar seperti dikutip kantor berita Anadolu, dilansir dw.com.
Tetapi dia tidak memberikan informasi tentang korban akibat operasi tersebut.
Jet dan artileri Turki menyerang sasaran milik Partai Pekerja Kurdistan, atau PKK.
Pasukan komando Turki menyeberang masuk ke wilayah Irak melalui darat atau diterbangkan dengan helicopter.
Menteri Pertahanan Turki menambahkan jet tempur mereka menghantam bunker, gua, terowongan, depot amunisi dan markas milik PKK.
Kelompok itu mempertahankan pangkalan di Irak utara dan dituduh telah menggunakan wilayah itu untuk menyerang Turki.
Apa tujuan serangan itu?
Operasi tersebut, dijuluki "Operasi Claw Lock," bertujuan untuk mencegah serangan teror dan memastikan keamanan perbatasan.
Menurut Menhan Hulusi Akar, target serangan juga termasuk pasukan komando yang memasuki wilayah itu dengan penyusupan dari darat.
“Kami bertekad menyelamatkan bangsa kita yang mulia dari teror malapetaka yang melanda negara kita selama 40 tahun ini,” kata Akar.
Serangan tersebut merupakan bagian dari kampanye Turki di Irak dan Suriah melawan PKK dan milisi YPG Kurdi Suriah.
Keduanya dianggap sebagai kelompok teroris oleh Ankara.
AS dan Uni Eropa juga telah menetapkan PKK sebagai kelompok teror .
Kelompok itu mengangkat senjata melawan negara Turki sejak 1984.
Lebih dari 40.000 orang telah tewas dalam konflik sejak itu.(Tribunnews.com/Russiatoday/xna)