Pejuang Suriah Dilaporkan akan Bantu Rusia Berperang di Ukraina Timur
Pejuang Suriah dilaporkan akan bergabung dengan militer Rusia untuk perang lanjutan di Ukraina timur.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Pejuang Suriah dilaporkan akan bergabung dengan militer Rusia untuk perang lanjutan di Ukraina timur.
Dilansir AP News, Brigadir Jenderal Suheil al-Hassan adalah satu dari ratusan pejuang Suriah yang dilatih Rusia dan dilaporkan telah mendaftar untuk bergabung dengan pasukan Putin.
Tentara Suriah, mantan pemberontak, dan pejuang yang berpengalaman dalam pertarungan melawan ISIS juga dikabarkan bergabung.
Namun sejauh ini, hanya sejumlah kecil yang telah tiba di Rusia untuk menjalani pelatihan militer sebelum dikirim ke garis depan.
Pada awal invasi, pejabat Kremlin sempat mengklaim telah menerima lebih dari 16.000 lamaran dari para pejuang di Timur Tengah.
Baca juga: AS Beri Pelatihan Senjata Artileri Howitzer untuk Pasukan Ukraina
Baca juga: Rusia Mulai Serang Donbass di Ukraina Timur, Apa Alasan dan Pentingnya Wilayah Itu Bagi Putin?
Namun Amerika Serikat (AS) dan aktivis yang memantau Suriah mengatakan belum ada rombongan besar pejuang yang bergabung dalam perang di Ukraina.
Kendati demikian analis percaya, dengan situasi konflik saat ini, pejuang Suriah lebih mungkin dikerahkan dalam perang skala penuh di Ukraina timur dalam beberapa minggu ke depan.
Terutama karena Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya telah menunjuk Jenderal Alexander Dvornikov, yang memimpin militer Rusia di Suriah, sebagai komandan perang baru di Ukraina.
Dvornikov mengenal beberapa pasukan paramiliter di Suriah yang dilatih oleh Rusia.
"Rusia sedang mempersiapkan pertempuran yang lebih besar (di Ukraina dan pejuang Suriah kemungkinan akan ambil bagian)," kata Ahmad Hamada, seorang pembelot tentara Suriah yang sekarang menjadi analis militer yang berbasis di Turki.
Pengamat dan aktivis Suriah mengatakan Rusia telah secara aktif merekrut di Suriah untuk perang Ukraina, terutama di kalangan pejuang yang dilatih Rusia.
Rami Abdurrahman, yang mengepalai Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, sebuah pemantau perang oposisi, melaporkan bahwa sejauh ini sekitar 40.000 orang telah mendaftar.
Sebanyak 22.000 ingin bergabung militer dan sekitar 18.000 mendaftar di Perusahaan Militer Swasta Rusia, Wagner Group.
Abdurrahman mengatakan, sekitar 700 anggota Divisi Pasukan Misi Khusus ke -25 pimpinan al-Hassan, yang dikenal sebagai 'Pasukan Harimau', meninggalkan Suriah selama beberapa minggu terakhir untuk berperang bersama pasukan Rusia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.