Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia Akan Kriminalkan Ribuan Petempur Asing di Ukraina

Kelompok petempur asing paling banyak (1.717) tiba dari Polandia. Sementara sekitar 1.500 datang dari AS, Kanada, dan Rumania.

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Rusia Akan Kriminalkan Ribuan Petempur Asing di Ukraina
AFP/ALEXANDER NEMENOV
Seorang wanita menggendong seorang anak di sebelah tentara Rusia di jalan Mariupol pada 12 April 2022, ketika pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis, bagian dari serangan besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur, sementara Presiden Rusia membuat kasus yang menantang untuk perang terhadap tetangga Rusia. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Diperkirakan 6.824 tentara bayaran asing dari 63 negara telah datang ke Ukraina untuk bertempur melawan Rusia.

Mereka baik secara pribadi maupun restu negara asalnya, membantu pemerintahan Volodymyr Zelensky.

Demikian diungkapkan Kementerian Pertahanan Rusia, dikutip situs berita militer Southfront.org, Selasa (19/4/2022).

Dari jumlah tersebut, 1.035 telah "dieliminasi", sementara beberapa ribu masih tersisa. Empat ratus petempur asing kini bersembunyi di Mariupol.

Baca juga: POPULER Internasional: Rusia Mulai Serang Donbass di Ukraina, 200 Orang Diperkirakan Tewas

Baca juga: Tak Siap Lawan Kebrutalan Tentara Rusia, Legiun Asing di Ukraina Pilih Kabur

Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina Menarik Tentara Bayaran dari Swasta, Legiun Internasional, Suriah dan Chechnya

Di kota pelabuhan ini, pasukan nasionalis Ukraina, termasuk pejuang neo-Nazi Batalyon Azov, masih menolak menyerah ke pasukan Rusia.

Kelompok petempur asing paling banyak (1.717) tiba dari Polandia. Sementara sekitar 1.500 datang dari AS, Kanada, dan Rumania.

Sebanyak 300 orang lain masing-masing datang dari Inggris dan Georgia. Sementara 193 tiba dari wilayah Suriah yang dikuasai Turki.

BERITA REKOMENDASI

Angka-angka ini diumumkan juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenko.

Menurut Konashenko, 1.035 tentara bayaran asing telah tewas  di tangan pasukan Rusia dan 912 melarikan diri dari Ukraina.

Sisanya sebanya 4.877 aktif bergerilya di kota-kota Kiev, Kharkov, Odessa, Nikolaev dan Mariupol.

Sebagian besar Mariupol kini sudah di bawah kendali Rusia. Kelompo petempur asing itu menggali kubu pertahanan di pabrik metalurgi Azovstal yang luas.

Azovstal adalah kompleks pabrik raksasa yang dibangun era Uni Soviet, yang tersebar di area seluas 11 kilometer persegi.

Petempur asal Inggris yang tertawan di Mariupol pekan lalu telah menggambarkan kenyataan sesungguhnya yang mereka alami.

“Sebagian besar dari mereka adalah warga negara-negara Eropa, serta Kanada,” kata Konashenkov, menambahkan pasukan Rusia telah mencegat komunikasi radio dari pabrik dalam enam bahasa asing.

Setelah penyerahan lebih dari 1.000 anggota Brigade Marinir ke-36 Ukraina di Pabrik Baja dan Besi Ilyich di Mariupol awal pekan ini, militer Rusia menawarkan kesempatan terakhir.

Para petempur di Azovstal diminta meletakkan senjata dan menyerah dan menjanjikan semua orang yang meletakkan senjata dijamin keselamatan hidupnya.

Namun ultimatum itu tidakk digubris, dan dentuman senjata berat terdengar di dekat pabrik pada Minggu sore.

“Jika terjadi perlawanan lebih lanjut, semuanya akan dihancurkan,” kata Konashenkov.

“Biarkan saya mengingatkan Anda tentara bayaran asing tidak memiliki status 'pejuang' di bawah Hukum Humaniter Internasional," kata Konashenkov.

“Mereka datang ke Ukraina untuk mendapatkan uang dengan membunuh Slavia (orang Slavik/Rusia). Oleh karena itu, yang terbaik yang menunggu mereka adalah pertanggungjawaban pidana dan hukuman penjara yang lama,” tegas Konashenko.

Dalam beberapa hari setelah serangan militer Rusia di Ukraina, pemerintah di Kiev menjanjikan masuk bebas visa bagi orang asing yang bersedia mengangkat senjata melawan pasukan Moskow.

Calon yang direkrut mengunjungi kedutaan besar Ukraina di seluruh barat dan mendaftar untuk berperang, seringkali atas restu pemerintah mereka, dan pergi ke medan perang.

Namun, perekrutan dipersempit pada Maret untuk mereka yang memiliki pengalaman militer, dan berhenti sepenuhnya pada awal April.

Beberapa dari mereka yang melakukan perjalanan ke Ukraina berbagi cerita horor secara online karena dikirim ke garis depan tanpa senjata dan amunisi yang memadai.

Perekrutan legion asing berantakan setelah Rusia meratakan pusat pelatihan bagi orang asing ini di dekat kota Lvov, Ukraina Barat.

“Hingga 180 tentara bayaran asing dan sejumlah besar senjata asing dihancurkan,” kata Konashenkov saat itu.(Tribunnews.com/Southfront.org/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas