PM Inggris Boris Johnson: Negosiasi dengan Vladimir Putin Seperti Berurusan dengan Biaya
Boris Johnson menuding Vladimir Putin masih berusaha merebut sebanyak mungkin wilayah Ukraina, termasuk ibu kota Kiev.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengeluhkan sulit bernegosiasi dengan Rusia terkait penyelesaian konflik di Ukraina.
Perdana Menteri Boris Johnson sampai menyebut berdialog dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sama halnya dengan berhadapan dengan buaya.
Dia mengaku kesulitan menentukan langkah membuat pembicaraan damai terkait Ukraina karena selalu akan gagal.
Boris Johnson seperti dikutip Reuters mengatakan para pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Joe Biden, telah menyetujui seruan untuk terus memasok senjata ke Ukraina ketika Rusia mulai memfokuskan serangannya di wilayah timur.
Pembicaraan damai antara kedua pihak masih belum menghasilkan sesuatu yang positif. Bahkan suasana telah memburuk atas tuduhan Ukraina bahwa pasukan Rusia melakukan kekejaman di kota Bucha.
Baca juga: Vladimir Putin Klaim Pasukannya Kuasai Mariupol, Bendera Rusia Mulai Dikibarkan di Ukraina
Menurut Johnson, sulitnya pembicaraan damai ini disebabkan oleh kurangnya itikad baik dari pihak Rusia.
Ia juga menyebut Putin masih berusaha merebut sebanyak mungkin wilayah Ukraina, termasuk ibu kota Kiev.
Baca juga: Wajibkan Rubel untuk Bayar Gas Rusia, Strategi Vladimir Putin Hancurkan Dolar AS
"Bagaimana Anda bisa bernegosiasi dengan buaya ketika kaki Anda berada di rahangnya? Itulah kesulitan yang dihadapi Ukraina. Kami baru saja melanjutkan strategi, terus memasok mereka dengan senjata," lanjut Johnson.
Pada hari Selasa (19/4), Rusia juga menolak seruan PBB untuk melakukan gencatan senjata kemanusiaan selama empat hari di Ukraina. Rusia menilai fase itu hanya akan digunakan Ukraina untuk menumpuk senjata yang dikirim negara Barat.
Baca juga: Vladimir Putin Tegaskan Tidak Pernah Menolak Bertemu Zelenskyy
Sekjen PBB Antonio Guterres mendesak adanya gencatan senjata untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan serta mengevakuasi banyaknya warga sipil yang terjebak di sejumlah kota.
Saat ini Johnson akan bertolak ke India untuk bertemu dengan Perdana Menteri Narendra Modi. Di sana, Johnson akan mendorong India untuk mendukung Ukraina.
Namun, Johnson menyadari bahwa India kemungkinan besar akan mempertahankan hubungannya dengan Rusia.
India merupakan pembeli terbesar senjata Rusia dan telah menjadi pelanggan setia negara itu untuk minyak. India juga memilih abstain dalam pemungutan suara PBB yang mengutuk invasi Rusia dan belum menjatuhkan sanksi terhadap rekannya itu.
Editor: Prihastomo Wahyu Widodo | Sumber: Kontan