Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Emmanuel Macron Berjanji akan Satukan Prancis setelah Kalahkan Le Pen di Pemilihan Presiden 2022

Emmanuel Macron mengatakan ia akan menjadi "presiden untuk semuanya" setelah dirinya memenangkan pilpres Prancis 2022.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Emmanuel Macron Berjanji akan Satukan Prancis setelah Kalahkan Le Pen di Pemilihan Presiden 2022
AFP/THOMAS COEX
Presiden Prancis dan kandidat partai La Republique en Marche (LREM) untuk pemilihan ulang Emmanuel Macron merayakan kemenangannya dalam pemilihan presiden Prancis, di Champ de Mars di Paris, pada 24 April 2022. (Photo by Thomas COEX / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Emmanuel Macron mengatakan ia akan menjadi "presiden untuk semuanya" setelah dirinya memenangkan pilpres Prancis 2022.

Dilansir Independent, Macron terpilih kembali sebagai presiden dengan perolehan 58,5 persen suara.

Kemenangan Macron kali ini menjadikannya presiden Prancis pertama yang berhasil terpilih kembali dalam 20 tahun terakhir.

Sebelumnya, hasil quick count menunjukkan Macron dapat dengan mudah mengalahkan pesaingnya, Marine Le Pen.

Jajak pendapat Ipsos memberi Macron 58,2 persen suara dan Marine Le Pen hanya 41,8 persen.

Jajak pendapat lain oleh empat perusahaan riset besar juga memperkirakan bahwa Macron akan menang dengan setidaknya 55 persen suara, dibandingkan dengan paling banyak 45 persen untuk Le Pen.

Baca juga: Kalahkan Marine Le Pen, Emmanuel Macron Kembali Terpilih Jadi Presiden Prancis

Baca juga: Pilpres Prancis: Kalahkan Le Pen, Macron Lanjutkan Masa Jabatan Presiden

Presiden Prancis dan kandidat partai La Republique en Marche (LREM) untuk pemilihan ulang Emmanuel Macron tersenyum ketika dia menyapa para pendukungnya setelah kemenangannya dalam pemilihan presiden Prancis, di Champ de Mars di Paris, pada 24 April 2022. (Photo by Ludovic MARIN / AFP)
Presiden Prancis dan kandidat partai La Republique en Marche (LREM) untuk pemilihan ulang Emmanuel Macron tersenyum ketika dia menyapa para pendukungnya setelah kemenangannya dalam pemilihan presiden Prancis, di Champ de Mars di Paris, pada 24 April 2022. (Photo by Ludovic MARIN / AFP) (AFP/LUDOVIC MARIN)

Macron tetap unggul meski ada keraguan tentang penanganan ekonominya serta jumlah pemilih yang lebih rendah dari biasanya.

Berita Rekomendasi

Berpidato pada Minggu (24/4/2022) malam di hadapan para pendukungnya di Menara Eiffel, Macron berkata:

"Saya bukan kandidat dari satu kubu lagi, tetapi saya adalah presiden kita semua."

Dia menambahkan, "Saya akan bekerja untuk masyarakat yang lebih adil dan kesetaraan antara pria dan wanita."

"Kita perlu menunjukkan rasa hormat karena negara kita begitu terpecah... tidak ada yang akan ditinggalkan di pinggir jalan."

Beberapa ratus pendukung Macron berkumpul di depan Menara Eiffel, menyanyikan lagu kebangsaan dan mengibarkan bendera Prancis dan Eropa.

Sejumlah stasiun televisi menyiarkan proyeksi awal kemenangannya.

Sementara itu, meski kalah, Le Pen yang merupakan sayap kanan, berhasil meraih 40 persen suara untuk pertama kalinya di Prancis.

Kandidat presiden partai sayap kanan Rassemblement National (RN) Prancis Marine Le Pen berbicara kepada pendukung partai setelah hasil pertama putaran pertama pemilihan Presiden di Paris, pada 10 April 2022.
Kandidat presiden partai sayap kanan Rassemblement National (RN) Prancis Marine Le Pen berbicara kepada pendukung partai setelah hasil pertama putaran pertama pemilihan Presiden di Paris, pada 10 April 2022. (Thomas SAMSON / AFP)

Pada pemilu sebelumnya, tahun 2017, Le Pen dikalahkan 66 persen banding 34 persen oleh Macron.

Ayahnya, Jean-Marie Le Pen, juga hanya mendapatkan 20 persen melawan Chirac pada pemilu 2002.

Marine Le Pen mengatakan, "Hasil malam ini sendiri merupakan kemenangan yang luar biasa [bagi kami]."

"Emmanuel Macron tidak akan melakukan apa pun untuk memperbaiki retakan yang memecah negara kita dan membuat rekan-rekan kita menderita."

Dia menambahkan bahwa dia akan melanjutkan perjuangannya untuk Prancis.

Ini adalah ketiga kalinya Le Pen berusaha memenangkan kursi kepresidenan.

Banyak yang berspekulasi bahwa pemilihan tahun ini bisa menjadi yang terakhir baginya.

Macron, seorang sentris yang memperjuangkan negara selama pandemi virus corona, adalah pemain kunci dalam upaya internasional untuk menantang invasi Rusia ke Ukraina.

Seorang pemilih, wanita 56 tahun bernama Isabelle Mayneris, mengungkapkan alasannya memilih Macron sebagai presiden.

Agen dan konsultan real estate itu mengatakan Macron telah melakukan pekerjaan yang relatif baik untuk Prancis.

"Saya suka apa yang dia lakukan untuk anak muda," katanya, setelah memberikan suaranya di pusat kota Paris.

"Tidak ada lagi yang berbicara tentang pengangguran karena dia telah menciptakan begitu banyak pekerjaan."

"Semua orang bilang dia sombong. Tapi saya bilang dia cerdas."

Berbicara segera setelah proyeksi diumumkan pada Minggu malam, Le Pen berterima kasih kepada "jutaan warga kita" yang katanya telah memilih untuk perubahan.

Pemungutan suara hari Minggu yang diawasi ketat memiliki implikasi besar bagi Prancis, Eropa, dan dunia.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dengan cepat memberi selamat kepada Macron.

"Saya berharap untuk melanjutkan kerja sama yang luas dan konstruktif di dalam UE dan NATO, dan untuk lebih memperkuat hubungan yang sangat baik antara negara," kata Rutte di Twitter.

Von der Leyen mentweet dalam bahasa Prancis, "bersama-sama kita akan membuat Prancis dan Eropa maju".

Boris Johnson dari Inggris menulis di Twitter:

"Selamat kepada Emmanuel Macron atas terpilihnya kembali Anda sebagai presiden Prancis."

"Prancis adalah salah satu sekutu terdekat dan terpenting kami."

"Saya berharap dapat terus bekerja sama dalam isu-isu yang paling penting bagi kedua negara kita dan bagi dunia."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas