Abaikan Peringatan AS, Turki Nekat Lanjutkan Pembelian Sistem Rudal Rusia Batch Kedua
Pemerintah Turki mengatakan bahwa pihaknya akan terus melanjutkan kegiatan pengadaan impor senjata dari Rusia
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, ISTANBUL – Pemerintah Turki mengatakan bahwa pihaknya akan terus melanjutkan kegiatan pengadaan impor senjata dari Rusia selama beberapa bulan kedepan, meski saat ini konflik diantara Rusia dan Ukraina tengah berkecambuk.
“Kami bisa saja menerima pengiriman batch kedua segera, tetapi salah satu parameter penting dari proyek ini melibatkan kerjasama teknologi tertentu dan parameter produksi bersama,” ujar Ketua Industri Pertahanan Turki (SSB), Ismail Demir.
Baca juga: Turuti Permintaan UE, Jerman Embargo Energi Rusia, Picu Kenaikan Harga Minyak ke Rekor Tertinggi
Dalam pengadaan senjata di batch kedua, rencananya Turki akan memasok pertahanan negaranya dengan rudal paling canggih yang digunakan Rusia untuk menggempur Ukraina. Sebagai informasi pembelian senjata ini merupakan lanjutan dari program impor tahun 2017 silam.
Dimana pada saat itu keduanya menandatangani perjanjian untuk memasok empat divisi sistem pertahanan udara S-400 senilai 2,5 miliar dolar AS. Pengiriman batch pertama telah dilakukan Rusia pada 2019 lalu, dengan mengirimkan sistem pertahanan udara S-400 Ankara, dilansir dari Arab News.
Keputusannya yang diambil pemerintah Turki pun mendapat banyak kecaman dari berbagai pihak salah satunya AS. Hal ini terjadi lantaran Amerika khawatir jika pembelian senjata yang lakukan Turki dapat membahayakan negaranya.
Baca juga: Intelijen Rusia Beber Kesaksian Hans Bauer, Bekas Pilot Pribadi Adolf Hitler
Bahkan adanya kerjasama ini membuat Turki terpaksa dikeluarkan dari program pengembangan jet tempur F-35, dimana posisi Turki saat itu sebagai produsen sekaligus pembeli utama dari jet tempur tersebut.
Namun di tahun ini, Turki diketahui kembali ikut bergabung dengan beberapa sekutu NATO lainnya untuk melakukan pembelian100 jet F-35. Tak mau bernasib sama seperti tahun sebelumnya, Turki menegaskan bahwa S-400 yang dibelinya dari Rusia tidak akan diintegrasikan ke dalam sistem NATO jet F-35.
Hal ini diungkapkan Ismail Demir, setelah negaranya khawatir jika barang impornya ini dapat menimbulkan stigma negatif diantara para aliansi.
Terlebih saat ini konflik antara Rusia dengan Ukraina makin memanas. Demir menambahkan, pembelian senjata yang dilakukan negaranya dimaksudkan untuk memperkuat benteng militer negaranya dan tidak akan digunakan untuk menyerang siapa pun.