Alan MacLeod Sebut Elite TikTok Dipenuhi Agen Intelijen AS, Kanada, dan NATO
ikTok memberi label peringatan bertanda “media yang dikendalikan negara Rusia” di 49 akun yang terhubung pemerintah Rusia.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Semua ini jauh berbeda ketimbang 2020, ketika Presiden Donald Trump menandatangani perintah yang akan menutup TikTok dalam waktu 45 hari kecuali jika dijual ke pembeli Amerika.
AS sangat mencurigai platform asal CIna itu bisa menimbulkan ancaman keamanan nasional yang parah ke Amerika Serikat.
Meskipun TikTok adalah produk perusahaan Cina, ironisnya, aplikasi ini diblokir sepenuhnya di Cina. Pasar domestik mereka dilayani aplikasi kembaran TikTok, Douyin.
Platform ini berfungsi sama tetapi dipisahkan Great Firewall. Dengan demikian, tidak ada kontak atau tumpang tindih antara keduanya.
Setelah kesuksesan Douyin di Cina, perusahaan induknya ByteDance melepaskan TikTok sebagai platform global.
ByteDance Jual TikTok ke Microsoft
ByteDance pertama kali mencapai kesepakatan untuk menjual TikTok ke Microsoft, kemudian ke Oracle dan Walmart.
Namun pemerintahan Biden yang baru, tanpa penjelasan, diam-diam membatalkan persyaratan penjualan tanpa batas pada awal 2021.
Mereka mengajukan ke pengadilan untuk meninjau masalah keamanan yang disampaikan pemerintahan Trump.
Keputusan itu membuat pembeli dan penonton sama-sama bingung. Namun mempelajari latar belakang lusinan karyawan kunci TikTok, alih-alih menghancurkan TikTok, mungkin AS mengkooptasi sebagai gantinya.
Sejak 2020, ada gelombang mantan mata-mata, atau mata-mata yang direkrut menduduki posisi berpengaruh di TikTok, terutama terkait konten dan kebijakan.
Beberapa di antaranya, setidaknya di atas kertas, tampaknya tidak memenuhi syarat untuk peran tersebut.
Misalnya, Pemimpin Kebijakan Konten untuk TikTok Kanada, Alexander Corbeil juga merupakan Wakil Presiden Asosiasi NATO Kanada.
Organisasi inididanai NATO yang diketuai mantan Menteri Pertahanan Kanada David Collenette. Corbeil meninggalkan pekerjaannya di SecDev Foundation.