Paus Fransiskus Duga NATO Punya Peran Memprovolasi Rusia Serang Ukraina
Paus Francis meminta bertemu Presiden Putin selama minggu-minggu awal konflik, tetapi masih belum menerima jawaban.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik secara paksa.
Ukraina Kritik Kanselir Jerman Olaf Scholz
Perkembangan lain, Duta Besar Ukraina untuk Jerman, Andrey Melnyk, menggambarkan Kanselir Olaf Scholz, "tersinggung" atas penolakannya berkunjung ke Kiev.
Elite Ukraina sebelumnya melontarkan ejekan ke Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier pada pertengahan April karena dianggap terlalu dekat ke Rusia.
“Memainkan gaya tersinggung seperti itu tidak terdengar seperti negarawan,” kecam Melnyk ke kantor berita Jerman, DPA.
“Kita sedang berbicara tentang perang pemusnahan paling brutal sejak serangan Nazi di Ukraina, bukan prasekolahm,” imbuhnya.
Pejabat Ukraina mencatat, bagaimanapun pernyataannya tidak berarti Kanselir Scholz tidak diterima di Kiev.
Lebih dari sekadar “kunjungan simbolis”, kata Melnyk, Ukraina akan menghargai Jerman yang menerapkan mosi Bundestag tentang pengiriman senjata berat dan memenuhi janji-janji sebelumnya.
Diplomat itu juga mengkritik Berlin karena gagal menyediakan amunisi untuk senjata anti-pesawat self-propelled Gepard, yang dijanjikan Jerman untuk dikirim ke Ukraina pada akhir April.
Pengiriman itu akan mewakili angkatan pertama persenjataan berat yang diberikan ke Kiev oleh Berlin sejak Rusia melancarkan serangannya pada 24 Februari.
Komentar Melnyk muncul tak lama setelah Kanselir Scholz mengatakan ke saluran TV Jerman ZDF, penolakan Ukraina untuk menerima Presiden Steinmeier pada 13 April menghalangi potensi kunjungan Scholz sendiri ke Kiev.
Scholz menggambarkan penghinaan itu sebagai “luar biasa”. Steinmeier terpilih kembali sebagai presiden pada Februari dan menikmati dukungan sebagian besar anggota parlemen Jerman.
Steinmeier seharusnya berkunjung ke Kiev bersama dengan para pemimpin Polandia dan negara-negara Baltik pada 13 April.
Namun, pihak berwenang Ukraina memberi isyarat kepadanya sehari sebelumnya ia “tidak diinginkan” di Kiev karena ia telah membina hubungan baik dengan Moskow.