Warga Palestina Ngamuk dan Lakukan Penikaman di Kota Dekat Tel Aviv, Tiga Orang Israel Tewas
Warga Palestina mengamuk dengan melakukan penikaman di Elad, sebuah kota ultra-Ortodoks dekat Tel Aviv, Israel pada Kamis (5/5/2022) malam.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Warga Palestina mengamuk dengan melakukan penikaman di Elad, sebuah kota ultra-Ortodoks dekat Tel Aviv, Israel pada Kamis (5/5/2022) malam.
Tiga orang tewas dan empat orang terluka dalam insiden serangan penikaman tersebut.
AP News melaporkan, pelaku melarikan diri dengan sebuah kendaraan setelah beraksi.
Polisi segera melancarkan pencarian besar-besaran, memasang penghalang jalan dan mengirim helikopter untuk menemukan pelaku.
"Kami akan menangkap teroris dan lingkungan yang mendukung mereka, dan mereka akan membayar harganya," kata Perdana Menteri Israel Naftali Bennett setelah berkumpul dengan pejabat keamanan senior Kamis malam.
Baca juga: Pasukan Israel Serbu Kompleks Masjid Al Aqsa, 16 Warga Palestina Terluka, Puluhan Lainnya Ditangkap
Alon Rizkan, seorang petugas medis dengan layanan penyelamatan Magen David Adom Israel, menggambarkan insiden tersebut sebagai "panggilan yang sangat sulit".
Dia mengatakan dia mengidentifikasi tiga orang tewas di berbagai lokasi.
Media Israel mengutip polisi yang mengatakan ada dua penyerang, dan tepat sebelum tengah malam, polisi mengatakan mereka masih mencari penyerang.
Mereka meminta masyarakat untuk menghindari daerah tersebut, dan mendesak orang-orang untuk melaporkan kendaraan atau orang yang mencurigakan kepada mereka.
Di Washington, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan para pejabat Amerika Serikat (AS) mengutuk keras serangan tersebut.
"Ini adalah serangan mengerikan yang menargetkan pria dan wanita yang tidak bersalah, dan sangat keji datang ketika Israel merayakan Hari Kemerdekaannya," kata Blinken dalam sebuah pernyataan.
"Kami tetap berhubungan dekat dengan teman dan mitra Israel kami dan berdiri teguh bersama mereka dalam menghadapi serangan ini," tambahnya.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang pemerintahannya mengelola zona otonom di Tepi Barat yang diduduki Israel, mengutuk serangan itu.
"Pembunuhan warga sipil Palestina dan Israel hanya mengarah pada kerusakan yang lebih parah pada saat kita semua mencoba untuk mencapai stabilitas dan mencegah eskalasi," katanya seperti dikutip kantor berita resmi Wafa.