4 Isu Negatif yang Dikaitkan dengan Vladimir Putin, Kasus Perselingkuhan hingga Sakit Keras
Sejak perang dengan Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin kerap dicap media barat dengan sejumlah isu-isu negatif.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Sejak perang dengan Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin kerap dicap media barat dengan sejumlah isu-isu negatif.
Mulai dari isu sakit keras, perselingkuhan hingga dianggap sebagai hitler modern.
Semua isu negatif tersebut dihadapi istana presiden Rusia (Kremlin) dengan melakukan bantahan.
Termasuk yang terbaru soal sakit keras yang dialami Vladimir Putin.
Vladimir Putin bahkan menelepon Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, Kamis (5/5/2022) malam waktu Moskow membantah isu tersebut.
Sakit Keras
Penampilan terbaru Presiden Rusia Vladimir Putin di depan publik pekan lalu membuat dugaan dirinya tengah sakit Parkinson.
Di dalam foto terlihat tangan Putin membengkak dan berpegangan di meja saat bertemu Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu.
Baca juga: Beri Peringatan Keras untuk Barat, Putin akan Terbangkan Pesawat Kiamat di Hari Kemenangan 9 Mei
Selain itu, Putin juga terlihat mengetukkan kakinya ke meja, saat berbicara dengan stafnya tersebut mengenai nasib Mariupol, kota di Ukraina yang dikepung tentara Rusia di sebuah klip video.
Putin juga dirumorkan tengah mengalami masalah kesehatan dan serangan jantung.
Menurut mantan politikus Inggris, Louise Mench, yang melihat klip video itu, kondisi Putin tampaknya berhubungan dengan kabar penyakit Parkinson.
“Anda bisa melihat ia mencengkram meja dan tangannya sehingga tangannya yang bergetar tak terlihat, tetapi ia tak berhenti mengetukkan kakinya,” tulis Mench di Twitter dikutip dari New York Post.
Juru bicara Kremlin, Dmitri Peskov sebelumnya menjawab aneka informasi negatif media arus utama barat adalah “sampah”.
Serahkan Kekuasaan
Muncul isu Presiden Rusia Vladimir Putin akan akan menyerahkan kekuasannya.
Isu tersebut beredar di tengah kabar kesehatannya yang memburuk.
Dilansir Mirror, Putin dikabarkan akan menjalani operasi, kemungkinan operasi kanker, menurut kabar yang bocor diduga dari dalam Kremlin.
Kabar tersebut tersebar di channel Telegram General SVR.
Channel itu kabarnya dijalankan oleh mantan Letnan Jenderal Badan Intelijen Luar Negeri Rusia.
Disebutkan Putin telah diberitahu dokter bahwa operasi akan membuatnya "tidak berdaya" dalam beberapa waktu.
Karena itu, ia seharusnya secara singkat menyerahkan pemerintahan kekuasaan kepada seorang ajudan.
Juru bicara Kremlin, Dmitri Peskov menyebut informasi itu "sampah," dan meyakinkan para jurnalis Presiden Putin tidak berencana menyatakan perang terhadap Ukraina.
Selingkuh
Presiden Rusia Vladimir Putin diyakini punya beberapa wanita selingkuhan selain istri resmi yang sudah bercerai Lyudmila Putina.
Satu diantaranya adalah Svetlana Krivonogikh, yang disebut media investigatif Rusia, Proekt, berselingkuh dengan Putin saat menjabat Wakil Wali Kota Saint Petersburg.
Putin kembali ke kota kelahirannya Saint Petersburg 1990 setelah Jerman Timur runtuh dan bersatu dengan Jerman Barat.
Putin langsung menjadi tangan kanan Wali Kota Saint Petersburg, Anatoly Sobchak, yang notebene merupakan dosen Putin saat kuliah hukum di Universitas Negeri Saint Petersburg.
Setelah hampir dua dekade, Jejak perselingkungan Putin - Svetlana Krivonogikh, terungkap dalam dokumen Panama Papers yang dimuat pelbagai media dunia OKtober 2021
Secara resmi diketahui Putin menikah pramugari Lyudmila Putina pada tahun 1983, dikarunia dua anak perempuan.
Yakni Maria Vorontsova atau Mariya Vladimirovna Putina, lahir 28 April 1985 di Saint Petersburg dan Katerina Tikhonova atau Yekaterina Vladimirovna Putina, lahir 31 Agustus 1986 di Dresden, Jerman Timur.
Menurut Business Insider, Maria Vorontsovaa merupakan periset medis dan tinggal di Moskow bersama suaminya yang merupakan orang Belanda, Jorrit Faasen.
Sementara Katerina seorang penari akrobatik dan memiliki usaha startup dengan omset US$ 1,7 miliar.
Bunuh Oposisi
Jauh sebelum perang dengan Ukraina, pada Agustus 2020 lalu publik Rusia dikejutkan dengan kematian tokoh oposisi Alexei Navalny.
Saat perang dengan Ukraina, isu itu kembali mencuat.
Diawali dengan sakit Alexei Navalny yang mendadak kemudian meninggal dunia.
Alexei Navalny kabarnya diracun oleh pemerintahan Putin.
Pasalnya, Navalny merupakan sosok yang kerap melontarkan kritik pada Kremlin dan Presiden Vladimir Putin.
Ketika ia jatuh sakit, sang penasihat langsung menaruh kecurigaan Alexei Navalny diracun.
Tak mengherankan, mengingat Presiden Rusia, Vladimir Putin, dilaporkan kerap menggunakan racun untuk menyerang lawan politik.
Putin adalah salah satu pemimpin negara yang kontroversial, ia terkenal 'membungkam' kritik lawan politiknya dengan racun.
Budaya membunuh rival politik dengan racun sudah lama ada di Rusia, salah satunya yang terjadi di tahun 1453.
Pada tahun itu, Dmitry Shemyaka, penasihat kerajaan Moskow, menyantap hidangan ayam untuk makan malam dan 12 hari setelahnya ia menderita dalam rasa sakit luar biasa kemudian ia meninggal.
Rupanya juru masaknya telah disuap oleh musuh politiknya dan menaruh racun di hidangannya.
Memang budaya ini sudah lama ditinggalkan, tapi ancaman ini tetap hidup terutama di era Vladimir Putin.