Menteri Keuangan Ukraina Serukan Embargo Total Terhadap Impor Minyak dan Gas Rusia
Menteri Keuangan Ukraina Serhiy Marchenkov menyerukan embargo penuh terhadap impor minyak dan gas Rusia sebagai tanggapan atas invasi Rusia.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Menteri Keuangan Ukraina Serhiy Marchenkov menyerukan embargo penuh terhadap impor minyak dan gas Rusia, sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.
Serhiy Marchenko mengatakan Ukraina sedang berjuang untuk menyeimbangkan anggarannya setelah perang yang berlangsung selama 10 minggu. Marchenko menambahkan, sebagai menteri keuangan ia tidak dapat puas dengan bantuan keuangan yang datang dari luar negeri.
Marchenko mengungkapkan tidak cukupnya sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia dan tingginya harga minyak dan gas alam menunjukan Rusia memiliki surplus anggaran.
“Masalah utamanya adalah embargo penuh atas pembelian gas dan minyak dari Federasi Rusia. Ini adalah sesuatu yang perlu dikerjakan dan pihak berwenang Ukraina secara aktif bekerja. Ini akan memungkinkan untuk menghilangkan kemungkinan membiayai perang.” ujar Marchenko, yang dikutip dari laman Reuters.com.
Sanksi yang dijatuhkan AS dan sekutu Eropa, telah melumpuhkan ekonomi Rusia senilai 1,8 triliun dolar AS, sementara bantuan militer senilai miliaran dolar telah diberikan untuk membantu Ukraina memperkuat pertahanan dari serangan Rusia.
Baca juga: PM Hungaria Victor Orban Samakan Embargo Minyak Rusia Seperti Serangan Nuklir
Namun di Uni Eropa sendiri, terdapat perbedaan pendapat mengenai embargo energi Rusia. Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban mengatakan pada Jumat (6/5/2022) kemarin, negaranya tidak dapat mendukung paket sanksi baru yang diusulkan Uni Eropa, yang menargetkan embargo minyak Rusia.
Baca juga: Khawatir Rugikan Konsumen, India Lanjutkan Pembelian Minyak dari Rusia
Mengenai anggaran negara, Serhiy Marchenko mengatakan Ukraina secara praktis tidak dapat menyeimbangkan anggarannya.
“Kami sekarang praktis tidak menyeimbangkan anggaran dengan alasan bahwa pendapatan kami saat ini, sayangnya, hanya mencakup 54 persen dari pengeluaran kami tidak termasuk pengeluaran militer.” ungkap Marchenko.