Tambah Paket Sanksi, Joe Biden Larang Rusia Pakai Layanan Jasa Akuntan Amerika
Sanksi lanjutan ini diberikan Presiden AS Joe Biden sebagai bentuk kekecewaannya pada Rusia atas memanasnya invasi yang dilakukan militer Putin
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
![Tambah Paket Sanksi, Joe Biden Larang Rusia Pakai Layanan Jasa Akuntan Amerika](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/presiden-as-joe-biden-kiri-dan-presiden-rusia-vladimir-putin-kanan.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Gedung putih mengumumkan sanksi tambahan bagi warga Rusia dengan melarang penggunaan layanan jasa perusahaan akuntansi serta pemasaran dari Amerika, Minggu (8/5/2022).
Sanksi lanjutan ini diberikan Presiden Amerika Serikat Joe Biden sebagai bentuk kekecewaannya pada Rusia atas memanasnya invasi yang dilakukan militer Putin terhadap Ukraina.
Dengan sanksi baru ini nantinya baik perusahaan maupun warga asal Rusia tidak lagi diperkenankan menggunakan layanan perusahaan AS dalam bidang akuntansi, pembentukan perusahaan, hingga konsultasi manajemen, dilansir dari The Hill.
Baca juga: Vokalis U2 Bono Ajak Pemuda Rusia Gulingkan Presiden Vladimir Putin
“Tindakan hari ini merupakan kelanjutan dari penghapusan sistematis dan metodis Rusia dari sistem keuangan dan ekonomi global,” kata seorang pejabat senior pemerintahan Biden melalui telepon dengan wartawan.
Larangan baru yang diambil pemerintah AS, sebelumnya telah lebih dulu diterapkan pemerintah Inggris sejak pekan lalu. Tak hanya itu saja paket sanksi ini juga mencakup larangan ekspor AS terhadap barang penunjang industri Rusia seperti mesin buldoser, boiler, permesinan, kipas angin, dan peralatan ventilasi.
Pembatasan akses juga dilakukan pada tiga stasiun televisi milik pemerintah Moscow diantaranya Channel One Russia, Russia-1, dan NTV Broadcasting Company, serta pembekuan visa tambahan pada 2.600 pejabat Rusia, termasuk 27 eksekutif bank Rusia, Gazprombank.
“Setelah hari ini, tidak ada perusahaan AS yang dapat mendanai atau mendukung mesin disinformasi yang membuat kebenaran invasi barbar Putin di balik kebohongan dan penipuan,” kata pejabat senior pemerintah kepada wartawan.
Baca juga: Pejabat Rusia Disiram Cat Merah di Pemakaman Tentara Soviet, Pelaku Diduga Penggemar Neo-Nazisme
Semua sanksi yang dijatuhkan Biden berbarengan dengan keputusan anggota G7 untuk memberhentikan pasokan impor minyak Rusia. Tindakan ini dilakukan AS dan sekutunya untuk memberikan pukulan keras pada perekonomian Rusia, sehingga negara beruang merah ini dapat menghentikan aksi invasinya terhadap Ukraina.
Tercatat hingga sejauh ini puluhan kota Ukraina hancur lebur diserang rudal Rusia, tak hanya itu korban tewas juga telah mencapai 25 ribu jiwa. Meningkatnya jumlah korban dan kerusakan yang dialami Ukraina membuat sejumlah negara khawatir jika Ukraina akan mengalami genosida.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.