Ukraina Masih Gagal Rebut Pulau Ular Meski Pasukan Rusia Ditarik Mundur
Kontrol atas Pulau Ular sangat strategis, karena merupakan jembatan yang diperlukan untuk serangan di wilayah Odessa, Ukraina selatan.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, ODESSA – Ukraina menggempur Pulau Ular (Pulau Zmiinyi), tetapi gagal mendarat di pulau itu dan menderita kerugian material yang signifikan.
Tekanan bertubi-tubi itu membuat pasukan Rusia meninggalkan pulau itu. Serangan terakhir Ukraina mengakibatkan sebuah helikopter Rusia yang menurunkan pasukan hancur terkena rudal.
Kabar yang dipublikasikan situs Southfront.org, Senin (9/5/2022), militer Rusia menduduki pulau itu sejak serangan pertama 24 Februari ke wilayah Ukraina.
Kontrol atas Pulau Ular sangat strategis, karena merupakan jembatan yang diperlukan untuk serangan di wilayah Odessa, Ukraina selatan.
Baca juga: Video Detik-detik Ukraina Hancurkan Kapal Rusia di Laut Hitam, Serangan Kapal Kedua setelah Moskva
Baca juga: Rusia Peringatkan Rencana Operasi Palsu Inteijen Ukraina di Odessa
Baca juga: POPULER Internasional: Daftar Senjata yang Dipasok AS ke Ukraina | Kilas Balik Tragedi Odessa 2 Mei
Perkembangan militer di Pulau Ular sulit untuk diliput secara jelas, karena laporan Kementerian Pertahanan Rusia maupun Ukraina tidak mencerminkan gambaran sesungguhnya atas apa yang terjadi.
Tidak ada wartawan militer di daerah tersebut. Sejauh ini, dilihat dari berbagai cuplikan dari tempat, beberapa laporan militer dan klaim Kementerian Pertahanan, pertempuran sengit pecah di Laut Hitam.
Dalam persiapan pendaratan pasukan Ukraina, UAV Bayraktar TB2 Ukraina telah beroperasi hampir setiap hari di atas posisi Angkatan Bersenjata Federasi Rusia di pulau itu.
Helikopter Mi-8 Ukraina telah dipindahkan ke lapangan terbang Chervonoglinsky di Odessa. Howitzer M777 AS dengan proyektil roket aktif M982 Excalibur berpemandu 155 mm telah dipindahkan ke daerah Zatoka.
Ini berarti mengancam posisi Rusia di pulau itu serta kapal-kapal di dekatnya. Penunjukan target dan pengintaian disediakan pesawat pengintai AS yang dikerahkan di atas wilayah Laut Hitam.
Pangkalan di Rumania dan Bulgaria
Angkatan Udara Ukraina juga dilaporkan menggunakan lapangan udara di Rumania dan Bulgaria untuk pangkalan pesawat mereka.
Sebelumnya, pada 2 Mei, dua kapal jenis Raptor Rusia dihancurkan serangan UAV Bayraktar di Laut Hitam. Komando militer AFU mengkonfirmasi serangan yang terjadi saat fajar di dekat pulau Zmiinyi.
Dengan demikian, pada 6 Mei, sistem rudal permukaan-ke-udara jarak pendek Rusia "Tor" yang dikerahkan di Pulau Ular rusak akibat serangan Ukraina dengan UAV Bayraktar TB-2 buatan Turki.
Setidaknya dua UAV serangan Bayraktar TB2 dari AFU dikerahkan di daerah itu selama serangan, salah satunya melakukan pengeboman.