Victory Day di Rusia Dirayakan 9 Mei, Peringati Kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman di WW II
Victory Day di Rusia dirayakan 9 Mei, peringati kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman di WW II. Tahun ini, Parade Militer di Rusia lebih sedikit.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
Selain parade, yang juga berlangsung di kota-kota di seluruh Rusia, Hari Kemenangan ditandai dengan 'Resimen Abadi', di mana orang-orang membawa foto kerabat atau teman keluarga yang bertugas selama Perang Dunia II, dan upacara keagamaan yang melibatkan Gereja Ortodoks Rusia.
Perang Dunia II selalu menjadi pusat pendekatan negara Rusia untuk menceritakan sejarah negara itu.
Sementara Sekutu menandai 7 Mei sebagai “Hari V-E”—Hari Kemenangan di Eropa—untuk memperingati penyerahan Nazi di Reims, Prancis.
Pemimpin Soviet Joseph Stalin ingin menunggu untuk merayakannya sampai Nazi menyerah di Berlin yang dikuasai Soviet pada hari berikutnya.
Teks pengakuan kekalahan Jerman ditandatangani pada larut malam, yang sudah masuk tanggal 9 Mei waktu Moskow.
Seperti yang telah dilaporkan TIME sebelumnya, pada tahun 1960-an pemimpin Soviet Leonid Brezhnev menjadikan 9 Mei sebagai hari libur nasional, lengkap dengan parade militer.
Baca juga: Peringati Kekalahan Nazi, Anak TK Rusia Pakai Kostum Tank Z dan Baju Militer Uni Soviet
Perkembangan Perayaan Victory Day di Rusia
Presiden pertama Rusia pasca-Soviet Boris Yeltsin mengubahnya menjadi tradisi tahunan.
Kemudian, di bawah kepemimpinan Putin, ratusan ribu penonton berkumpul untuk menyaksikan personel militer berbaris bersama tank dan rudal.
Billboard dan bus telah menampilkan poster Stalin untuk Hari Kemenangan.
Puluhan juta warga Rusia berbaris di Moskow membawa potret kerabat yang tewas dalam Perang Dunia II.
Ivan I Kurilla, seorang profesor di Universitas Eropa St. Petersburg, mengatakan kepada New York Times pada 2018 bahwa pengakuan atas pengorbanan keluarga selama perang “mungkin merupakan satu-satunya perekat sosial untuk membentuk satu masyarakat” di Rusia.
Pertempuran Dua Diktator Jerman dan Soviet pada Perang Dunia II
“Rezim Stalin hampir sama kriminalnya dengan rezim Hitler,” kata cendekiawan Nikolay Koposov dalam webcast Wilson Center pada tahun 2020.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.