Sejarah Otoriter Keluarga Bongbong Marcos Disinggung usai Unggul Telak dalam Pilpres Filipina
Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr, putra mantan diktator Filipina, siap memenangkan pemilihan presiden dengan telak menurut hasil penghitungan tak resmi.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr, putra mantan diktator Filipina, siap memenangkan pemilihan presiden dengan telak menurut hasil penghitungan suara parsial dan tidak resmi.
Senator Filipina itu sejauh ini telah memenangkan 55,8, % suara, dibandingkan dengan 28 % untuk saingannya Leni Robredo.
Menurut laporan Reuters, kemenangan Marcos dalam pemilihan pada Senin (9/5/2022) terlihat pasti dengan 96 % dari surat suara yang memenuhi syarat telah dihitung dalam penghitungan tidak resmi.
Hasil sementara menunjukkan bahwa ia memiliki lebih dari 30 juta suara, dua kali lipat dari Robredo.
Baca juga: Perhitungan Sementara Pemilu Filipina: Putra Diktator Marcos Jr. Unggul
Baca juga: Bongbong Marcos, Anak Diktator Ferdinand Marcos Unggul dalam Pilpres Filipina
Adapun hasil penghitungan suara resmi diperkirakan selesai sekitar akhir bulan ini.
Kemenangan Marcos Jr akan menandai kembalinya kekuasaan keluarga Marcos, setelah 36 tahun.
Dilansir BBC, para pendukung berusaha menutupi masa pemerintahan ayahnya yang penuh dengan korupsi, sebagai zaman keemasan.
Ayah Bongbong, mantan Presiden Ferdinand Marcos, dikenal karena pemerintahan otoriternya selama berkuasa di Filipina.
Ia dan istrinya, Imelda Romualdez serta kroni mereka, menjarah sekitar 10 miliar dollar AS dari dana publik sebelum digulingkan pada tahun 1986.
Selama periode ini, ekonomi Filipina terlilit hutang.
Adapun Marcos Jr (64) atau yang akrab disapa Bongbong, telah lama terjun ke dunia politik dan menjajaki berbagai jabatan.
Marcos melarikan diri ke pengasingan di Hawaii bersama keluarganya selama pemberontakan rakyat pada tahun 1986 yang mengakhiri kekuasaan otokratis ayahnya selama 20 tahun.
Ia sempat bertugas di kongres dan senat sejak kembali ke Filipina pada 1991.
Pada 2016 lalu, Bongbong kalah dalam pemilihan wakil presiden melawan Robredo.
Baca juga: Putra Diktator Filipina Ferdinand Marcos Diprediksi Menangkan Pilpres, Ini Artinya bagi AS dan China
Baca juga: Mantan Aktivis Filipina Turun Gunung Melawan Putra Diktatur Marcos Jr.