UPDATE Invasi Rusia Hari ke-79: Sidang Kejahatan Perang Pertama | Rencana Finlandia Gabung NATO
Sejumlah peristiwa terjadi di hari ke-79 invasi Rusia, di antaranya persidangan pertama kejahatan perang di Ukraina.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Invasi Rusia di Ukraina telah memasuki hari ke-79 Jumat, 13 Mei 2022.
Sejumlah peristiwa terjadi hingga saat ini, di antaranya persidangan pertama kejahatan perang di Ukraina.
Selengkapnya, berikut hal-hal yang terjadi selama invasi hingga hari ini, seperti dikutip dari The Guardian.
- Pengadilan di Kyiv akan menggelar sidang kejahatan perang pertama dari invasi.
Vadim Shysimarin (21), seorang komandan di divisi tank Kantemirovskaya Rusia, dituduh menembak mati seorang pria tak bersenjata (62), yang sedang bersepeda dan berbicara di telepon di desa Chupakhivka, Sumy.
Shysimarin diperintahkan untuk membunuh seorang warga sipil sehingga warga itu tidak melaporkanya ke tentara Ukraina, menurut jaksa.
- Kementerian luar negeri Rusia di Moskow mengatakan akan mengambil langkah-langkah "teknis-militer" jika Helsinki mengajukan permohonan aksesi NATO.
Presiden Finlandia, Sauli Niinistö, dan PM Sanna Marin sebelumnya mengatakan negaranya harus bergabung dengan aliansi militer itu "tanpa menunda".
Swedia diperkirakan akan menyusul dalam beberapa hari.
Baca juga: Rusia Ancam Lakukan Langkah-langkah Pembalasan Jika Finlandia Bergabung dengan NATO
Baca juga: Tentara Ukraina yang Terjebak di Mariupol Minta Pertolongan Elon Musk: Jika Bukan Anda, Lalu Siapa?
- Rusia akan memotong pasokan gasnya ke Finlandia pada hari Jumat, sehari setelah para pemimpin Finlandia mengatakan mereka akan mendaftar untuk bergabung dengan NATO, menurut laporan.
- Senator AS dari Partai Republik Rand Paul memblokir pengesahan RUU bantuan senilai $40 miliar untuk Ukraina di Senat AS.
Paul menuntut perubahan termasuk seorang inspektur jenderal untuk mengawasi bagaimana uang itu dibelanjakan.
- Michael Carpenter, duta besar AS untuk Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), mengatakan bahwa setidaknya beberapa ribu orang Ukraina telah dikirim ke apa yang disebut "pusat penyaringan" di Rusia.
Di sana, mereka menjadi sasaran "penganiayaan brutal" dan interogasi.