Polisi Israel Serang Prosesi Pemakaman Jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh
Polisi Israel menyerang prosesi pemakaman Shireen Abu Akleh. Mereka mendorong dan memukuli pengusung jenazah dan para pelayat.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Prosesi pemakaman jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh diserang oleh polisi Israel.
Polisi anti huru hara Israel mendorong dan memukuli pengusung jenazah saat prosesi pemakaman Shireen Abu Akleh.
Akibatnya, para pengusung jenazah tidak kuat menahannya dan menyebabkan peti mati jatuh.
Mengutip ABC News, tindakan kekerasan itu terjadi selama pertunjukan nasionalisme Palestina di Yerusalem timur.
Adegan-adegan kekerasan kemungkinan akan menambah rasa duka dan kemarahan di seluruh dunia Arab setelah kematian Abu Akleh, yang menurut saksi mata dibunuh oleh pasukan Israel pada Rabu (11/5/2022) dalam serangan di Tepi Barat yang diduduki.
Abu Akleh identik dengan liputan Al Jazeera tentang kehidupan di bawah pemerintahan Israel, yang memasuki dekade keenam.
Baca juga: Berita Foto : Brutal, Polisi Israel Serang Pelayat Shireen Abu Akleh
Baca juga: Selain Shireen Abu Akleh, Berikut 45 Jurnalis yang Tewas di Tangan Pasukan Israel Sejak Tahun 2000
Banyak orang mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan “Palestina! Palestina!” saat menghadiri pemakaman.
Itu diyakini sebagai pemakaman Palestina terbesar di Yerusalem sejak Faisal Husseini, seorang pemimpin Palestina dan keturunan keluarga terkemuka, meninggal pada tahun 2001.
Menjelang pemakaman, kerumunan besar berkumpul untuk mengawal peti matinya dari rumah sakit Yerusalem timur ke sebuah gereja Katolik di Kota Tua terdekat.
Banyak pelayat memegang bendera Palestina, dan kerumunan mulai berteriak, “Kami mengorbankan jiwa dan darah kami untukmu, Shireen.”
Tak lama setelah itu, polisi Israel bergerak masuk, mendorong dan memukuli pelayat.
Saat polisi anti huru hara mendekat, mereka menabrak pengusung jenazah, menyebabkan seorang pria kehilangan kendali atas peti mati saat peti itu jatuh ke tanah.
Polisi merobek bendera Palestina dari tangan orang-orang dan menembakkan granat kejut untuk membubarkan massa.
Saudara laki-laki Abu Akleh, Tony, mengatakan tindakan kekerasan itu "membuktikan bahwa laporan dan kata-kata jujur Shireen ... memiliki dampak yang kuat."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.