Rangkuman Invasi Rusia Hari ke-80: Situasi Perang di Ukraina, Moskow Potong Listrik ke Finlandia
Berikut ini rangkuman invasi Rusia ke Ukraina yang telah memasuki hari ke-80.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022 masih berlangsung hingga hari ini, Sabtu (14/5/2022).
Memasuki hari ke-80, pasukan Rusia melancarkan serangan di sejumlah wilayah di Ukraina.
Di antaranya, di Luhansk, di mana lebih dari 50 rumah telah dihancurkan oleh pasukan Rusia dengan tembakan.
Sementara itu, Rusia juga telah menangguhkan ekspor listrik ke Finlandia sebagai tanggapan atas langkah negara Nordik tersebut yang ingin bergabung dengan NATO.
Lebih lengkap, berikut ini rangkuman invasi Rusia ke Ukraina pada hari ke-80, yang dilaporkan CNN hingga pukul 16.30 waktu Kyiv.
Baca juga: Mantan PM Rusia: Putin Mulai Sadar Ia Kalah dalam Perang di Ukraina
Baca juga: Vadim Shishimarin, Tentara Pertama Rusia yang Diadili di Ukraina atas Kejahatan Perang
Zelensky Sambut Delegasi Senat AS
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut delegasi kongres yang dipimpin oleh Pemimpin Minoritas Senat Amerika Serikat (AS) Mitch McConnell.
Zelensky mengatakan di akun Instagram-nya bahwa kunjungan itu adalah sinyal kuat dukungan bipartisan untuk Ukraina dari Kongres AS dan rakyat Amerika.
"Terima kasih atas kepemimpinan Anda dalam membantu kami dalam perjuangan kami tidak hanya untuk negara kami, tetapi juga untuk nilai-nilai demokrasi dan kebebasan. Kami sangat menghargainya," tulis Zelensky.
Jerman Dukung Finlandia dan Swedia
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan dia mendukung aksesi Finlandia dan Swedia ke NATO, meskipun ada kritik dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan.
"Setiap negara bebas menentukan keanggotaan aliansinya. Ini juga berlaku untuk Swedia dan Finlandia," kata Baerbock dalam konferensi pers penutup setelah Pertemuan Menteri Luar Negeri G7 di Jerman.
Menurut Baerbock, bukan NATO yang meminta Finlandia dan Swedia untuk bergabung, tetapi tindakan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mendorong keinginan tersebut.
"Bukan NATO yang mendorong Swedia dan Finlandia untuk bergabung, tetapi tindakan Presiden Rusia telah mendorong Finlandia dan Swedia, karena mereka ingin terus hidup damai dengan tetangga mereka, ke dalam aliansi ini, jika mereka bergabung bersama, yang saya akan sangat mendukung," kata Baerbock.