Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengapa Penerbangan Domestik di Jepang Tak Sediakan Makanan Minuman untuk Penumpang di Pesawat?

Sejarah makanan dalam penerbangan dimulai lebih dari 100 tahun yang lalu, ketika Handley Page Transport memberi penumpang sandwich dan buah-buahan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Mengapa Penerbangan Domestik di Jepang Tak Sediakan Makanan Minuman untuk Penumpang di Pesawat?
Istimewa
Makanan khusus untuk kelas First Class di dalam pesawat Japan Airlines yang disebut Bistro de Sky. 

Pada akhir 1990-an, penyediaan makanan dalam penerbangan dihapuskan dari keadaan normal. Namun, itu tidak secara langsung karena resesi setelah pecahnya ekonomi gelembung tahun 1991 (bubble economy).

Lagi pula, jumlah penumpang domestik di Jepang, yang melebihi 60 juta pada tahun 1989 (Showa 64/Heisei 1), tidak berkurang bahkan setelah ledakan gelembung ekonomi hingga tahun 2006 (96,97 juta).

"Penyediaan makanan minuman tersebut merupakan implementasi dari kebijakan deregulasi (width fare system) di industri transportasi udara Jepang sejak 1986."

Setelah deregulasi, pendatang baru dalam industri penerbangan lahir, dan pada tahun 1998 setelah ledakan ekonomi gelembung, dua perusahaan baru berikut ini mulai beroperasi. Inilah titik balik yang terjadi di dunia penerbangan Jepang.

Skymark dan Air Do lahir setelah 1998.

Baca juga: Bayi Baru Lahir di Jepang Meninggal dengan Sejumlah Luka Memar, Polisi Selidiki Penyebab Kematiannya

Kedua perusahaan baru tersebut melakukan pemotongan biaya secara menyeluruh dengan menjadikan tarif murah sebagai nilai jual terbesar untuk membedakan diri mereka dari perusahaan besar.

Apa yang "alami" pada penerbangan domestik konvensional dihilangkan.

Berita Rekomendasi

Skymark awalnya menawarkan minuman dan permen gratis, tetapi tidak menyediakan makanan ringan.

Untuk AIR DO, pemberian makanan dan minuman gratis hanya sebatas membagikan air kepada mereka yang menginginkan, dan Skymark awalnya tidak menyiapkan majalah in-flight yang aslinya diedit.

Kelahiran dua perusahaan baru membuka lubang di industri penerbangan Jepang. Dan setelah itu, industri penerbangan Jepang memasuki era persaingan harga, dan tiga perusahaan besar termasuk JAL dan ANA terpaksa menurunkan harga.

Oleh karena itu, pada bulan Maret 1999, ketiga perusahaan tersebut berhenti menawarkan makanan ringan di kursi biasa agar mereka dapat mengimbanginya.

Setelah itu, hanya minuman dan manisan yang tersedia, tetapi mulai sekitar tahun 2000, permen juga dipotong.

Ini juga bertepatan dengan saat ketiga perusahaan memutuskan untuk berhenti merokok sepenuhnya di pesawat.

Berhenti merokok adalah tren global, dan tujuan utamanya adalah untuk mempertimbangkan kesehatan non-perokok, menjaga kenyamanan, dan memastikan keselamatan dalam penerbangan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas