NanoViricides Klaim Mulai Kembangkan Obat untuk Perangi Kasus Hepatitis Pediatrik Akut
Perusahaan pengembangan terapi antivirus NanoViricides, Inc., melaporkan bahwa mereka mulai mengembangkan obat hepatitis pediatrik akut baru-baru ini.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Endra Kurniawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, CONNECTICUT - Perusahaan pengembangan terapi antivirus, NanoViricides, Inc., melaporkan bahwa mereka mulai mengembangkan obat untuk memerangi kasus hepatitis pediatrik akut baru-baru ini.
Perusahaan itu meyakini bahwa adenovirus 41 Tipe F (hAd41-F) sangat terkait dengan terjadinya sindrom hepatitis akut pada beberapa anak, bahkan menyebabkan transplantasi hati serta kematian dalam persentase besar kasus tersebut.
Dikutip dari laman www.biospace.com, Senin (16/5/2022), prioritas utama perusahaan tersebut sebenarnya adalah tetap memulai uji klinis manusia dari kandidat obat SARS-CoV-2 NV-CoV-2 untuk memerangi virus corona (Covid-19).
NanoViricides pun berharap pengajuan aplikasi uji klinis untuk Covid-19 dapat segera dilakukan, meskipun tenggat waktu di luar kendali perusahaan itu.
Perusahaan ini sebelumnya mengklaim telah berhasil mengembangkan kandidat obat yang terbukti sangat efektif dalam penelitian pada hewan terhadap adenoviral Epidemic Kerato-Conjunctivitis (EKC), kandidat yang saat ini sedang dikembangkan perusahaan untuk pengembangan klinis lebih lanjut.
Baca juga: Ahli Sarankan Beberapa Upaya yang Bisa Dilakukan Pemerintah untuk Hadapi Hepatitis Akut
Raksasa biofarma yang berbasis di Shelton, Amerika Serikat (AS) itu pun optimis dapat berhasil mengembangkan kandidat obat melawan hAd41-F dalam waktu yang relatif singkat.
Terkait tujuan ini, perusahaan sedang mengembangkan uji antivirus untuk menguji kandidat obat ini terhadap infeksi hAd41-F dalam kultur sel di fasilitas BSL2 Virology miliknya sendiri.
Diperkirakan bahwa kombinasi paparan atau infeksi SARS-CoV-2 sebelumnya, bersamaan dengan infeksi hAd41-F saat ini, kemungkinan bertanggung jawab atas sindrom hepatitis akut, meskipun tidak ada penyebab pasti dari kemunculan sindrom tersebut.
Perlu diketahui, jumlah kasus di seluruh dunia telah meningkat menjadi 450 pada 15 Mei lalu.
Sedangkan di AS, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS telah melaporkan lebih dari 110 kasus, dengan lebih dari 90 persen pasien memerlukan tindakan rawat inap, 14 persen diantaranya harus melakukan transplantasi hati, dan setidaknya 1 kematian.
Selain itu, tambahan 5 kematian sedang diselidiki apakah disebabkan oleh hal yang sama.