Krisis Pangan Global Makin Buruk, Rusia Tuding Isolasi G7 Atas Moscow Jadi Penyebab Utamanya
Upaya barat dan kelompok G7 dalam mengisolasi Moscow, disebut sebagai penyebab utama dari terjadi krisis pangan global saat ini.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
![Krisis Pangan Global Makin Buruk, Rusia Tuding Isolasi G7 Atas Moscow Jadi Penyebab Utamanya](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/panen-gandum-rusia.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, MOSCOW – Upaya barat dan kelompok G7 dalam mengisolasi Moscow, disebut sebagai penyebab utama dari terjadi krisis pangan global saat ini.
Pernyataan tersebut dilontarkan oleh kementerian internasional Rusia setelah para parlemen Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Britania Raya, serta Amerika Serikat yang tergabung dalam kelompok G7 pada Sabtu (15/5/2022) kemarin menjatuhkan sanksi tambahan demi meningkatkan isolasi keuangan dan politik Rusia.
“Perlu diketahui bahwa tindakan sepihak negara-negara Barat, terutama dari Kelompok Tujuh, yang memperburuk masalah pemutusan logistik dan rantai moneter pasokan makanan ke pasar dunia,” kata kementerian internasional Rusia, dalam siaran pers di situs webnya.
Baca juga: India Larang Ekspor Gandum, Stabilitas Pangan Indonesia Terancam
Melansir dari Reuters, Isolasi tersebut dimaksudkan untuk menghentikan pemasukan Rusia agar Putin tak lagi dapat memasok kebutuhan senjata militernya, demi melancarkan serangan invasi ke Ukriana.
Namun keputusan yang diambil Uni Eropa tak hanya memukul ekonomi Rusia saja, namun juga berimbas pada perekonomian dunia hingga memicu terjadinya krisis pangan masal.
Hal ini terjadi lantaran sanksi yang dikeluarkan Uni Eropa menyebabkan puluhan juta ton gandum Rusia gagal diekspor ke pasar global.
Sebagai informasi, Rusia adalah pemasok gandum terbesar, pentingnya pasokan gandum Rusia membuat negara beruang merah ini dinobatkan sebagai pemasok gandum utama dunia.
Dimana setiap tahunnya Rusia mampu mengirimkan cadangan gandumnya sebanyak 75,5 juta ton.
Menurut data statista Rusia, sebagian besar ekspor gandum tersebut dikirimkan ke pembeli yang berada diwilayah Timur Tengah dan Afrika Utara, seperti Mesir dan Turki.
Akibat dari adanya sanksi G7, kini negara konsumen roti tersebut terancam tak dapat memenuhi kebutuhan pangan, karena pasokan gandum diwilayahnya menipis hingga memicu kenaikan harga hingga mencapai 40 persen.
Baca juga: India Larang Ekspor Gandum, Berikut Empat Dampak Terhadap Stabilitas Pangan di Indonesia
Lonjakan inilah yang mendorong adanya inflasi pangan global tertinggi selama satu dekade, terlebih India baru-baru ini juga ikut memutuskan pelarangan ekspor gandum karena gelombang panas membatasi produksi dan harga domestik.
Peneliti senior di Human Rights Watch yang dikutip dari CNN Internasional, menyebut krisis pangan imbas adanya pemutusan ekspor bahan pangan Rusia menyebabkan 10 juta orang di kawasan Timur Tengah, kehilangan kemampuan mereka untuk mendapatkan makanan yang cukup disepanjang tahun 2022.
Tak hanya komoditi pangan saja yang tergangu, sanksi G7 dan sekutunya juga telah membuat lebih dari 13 persen atau 50 juta ton pupuk nutrisi tanaman dan tanah yang mengandung kalium, fosfat, dan nitrogen buatan Rusia gagal didistribusikan ke pasar global. Hal inilah yang makin memperburuk masalah rantai makanan dunia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.