Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kremlin Berang atas Rencana G7 dan UE Rebut Aset Rusia, Sebut sebagai Pencurian Langsung

Kremlin berang atas rencana G7 dan Uni Eropa merebut aset Rusia untuk dibelanjakan atas nama Ukraina.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Daryono
zoom-in Kremlin Berang atas Rencana G7 dan UE Rebut Aset Rusia, Sebut sebagai Pencurian Langsung
RT.COM
Juru bicara Pemerintah Rusia, Dmitry Peskov 

“Perlu diketahui bahwa tindakan sepihak negara-negara Barat, terutama dari Kelompok Tujuh, yang memperburuk masalah pemutusan logistik dan rantai moneter pasokan makanan ke pasar dunia,” kata kementerian internasional Rusia, dalam siaran pers di situs webnya.

Baca juga: Jerman Modernisasi Leopard Hadapi Kemajuan Tank Tempur Utama Rusia

Baca juga: Perang dengan Ukraina, Rusia Habiskan Uang Rp 4,4 Triliun Sehari, Ukraina Rugi Rp 8.000 Triliun

Mengutip Reuters, isolasi tersebut dimaksudkan untuk menghentikan pemasukan Rusia agar Putin tak lagi dapat memasok kebutuhan senjata militernya, demi melancarkan serangan invasi ke Ukraina.

Namun, keputusan yang diambil Uni Eropa tak hanya memukul ekonomi Rusia saja, tetapi juga berimbas pada perekonomian dunia hingga memicu terjadinya krisis pangan masal.

Hal ini terjadi lantaran sanksi yang dikeluarkan Uni Eropa menyebabkan puluhan juta ton gandum Rusia gagal diekspor ke pasar global.

Sebagai informasi, Rusia adalah pemasok gandum terbesar, pentingnya pasokan gandum Rusia membuat negara beruang merah ini dinobatkan sebagai pemasok gandum utama dunia.

Dimana setiap tahunnya Rusia mampu mengirimkan cadangan gandumnya sebanyak 75,5 juta ton.

Menurut data statista Rusia, sebagian besar ekspor gandum tersebut dikirimkan ke pembeli yang berada diwilayah Timur Tengah dan Afrika Utara, seperti Mesir dan Turki.

Berita Rekomendasi

Akibat dari adanya sanksi G7, kini negara konsumen roti tersebut terancam tak dapat memenuhi kebutuhan pangan, karena pasokan gandum diwilayahnya menipis hingga memicu kenaikan harga hingga mencapai 40 persen.

Lonjakan inilah yang mendorong adanya inflasi pangan global tertinggi selama satu dekade, terlebih India baru-baru ini juga ikut memutuskan pelarangan ekspor gandum karena gelombang panas membatasi produksi dan harga domestik.

Peneliti senior di Human Rights Watch yang dikutip dari CNN Internasional, menyebut krisis pangan imbas adanya pemutusan ekspor bahan pangan Rusia menyebabkan 10 juta orang di kawasan Timur Tengah, kehilangan kemampuan mereka untuk mendapatkan makanan yang cukup disepanjang tahun 2022.

Tak hanya komoditi pangan saja yang tergangu, sanksi G7 dan sekutunya juga telah membuat lebih dari 13 persen atau 50 juta ton pupuk nutrisi tanaman dan tanah yang mengandung kalium, fosfat, dan nitrogen buatan Rusia gagal didistribusikan ke pasar global.

Hal inilah yang makin memperburuk masalah rantai makanan dunia.

Baca juga: Tentara Azovstal di Mariupol Dipindahkan ke Wilayah Rusia Usai Menyerah, Begini Nasib Mereka

Baca juga: Rusia Intensifkan Serangan Malam di Donbas, Ukraina Minta Drone Night Vision ke AS

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Krisis Pangan Global Makin Buruk, Rusia Tuding Isolasi G7 Atas Moscow Jadi Penyebab Utamanya

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Namira Yunia Lestanti)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas