Nasib Pasukan Ukraina yang Menyerah di Pabrik Baja Azovstal, Rusia Sebut Jumlah Hampir 1.000 Orang
Rusia mengatakan hampir 1.000 orang Ukraina telah menyerah di pabrik baja Azovstal, sejak Senin (16/5/2022).
Penulis: garudea prabawati
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Rusia mengatakan hampir 1.000 orang Ukraina telah menyerah di pabrik baja Azovstal, sejak Senin (16/5/2022).
Hal tersebut dikatakan langsung oleh Kementerian Pertahanan Rusia.
Juru bicara kementerian Rusia, Mayjen Igor Konashenkov, mengatakan pada Rabu (18/5/2022), bahwa total 959 tentara Ukraina, termasuk 80 terluka, telah meletakkan senjata mereka dan menyerah sejak 16 Mei.
Dia menegaskan kembali bahwa 51 yang terluka dikirim ke rumah sakit di Novoazovsk, yang berada di wilayah Republik Rakyat Donetsk.
Seperti diketahui wilayah Republik Rakyat Donetsk yang dideklarasikan sendiri oleh Rusia, dikutip Tribunnews dari CNN.
Konashenkov mengatakan bahwa dalam satu hari terakhir saja, 694 pejuang Ukraina telah menyerah di Azovstal.
Pihak Ukraina belum memberikan info terbaru terkait jumlah pejuangnya yang telah meninggalkan Azovstal.
Ataupun status negosiasi untuk pertukaran para pejuang Ukraina dengan tahanan Rusia.
Baca juga: Presiden AS Biden ke Jepang 23 Mei, Umumkan IPEF 8 Anggota, Indonesia Masih Dinantikan
Baca juga: Jerman Modernisasi Leopard Hadapi Kemajuan Tank Tempur Utama Rusia
Sebagian besar tentara Azovstal tampaknya telah dibawa ke Olenivka, sebuah kota di dekat garis depan Ukraina tetapi wilayahnya sudah dikendalikan oleh Rusia.
Sementara itu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada hari Selasa, bahwa proses negosiasi untuk mengevakuasi tentara terakhir dari pabrik baja Azovstal berlanjut dengan Rusia.
Ini mengikuti berakhirnya "misi tempur" pasukan Ukraina di kompleks itu, yang selama berminggu-minggu menjadi sebuah pertikaian besar terakhir di kota yang diduduki oleh pasukan Rusia.
Nasib Pasukan Ukraina
Seorang pemimpin separatis di Ukraina timur mengatakan pengadilan kini tengah memutuskan nasib pejuang Mariupol yang menyerah.
Menurut kantor berita Rusia, Tass, pemimpin separatis Donetsk Denis Pushilin mengataka: