Sidang Kejahatan Perang Pertama di Ukraina: Tentara Rusia Mengaku Bersalah
Ukraina menggelar sidang kejahatan perang pertamanya. Tentara Rusia mengaku bersalah menembak mati warga sipil. Ia kini terancam hukuman seumur hidup
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Inza Maliana
Namun, perkiraan PBB mengatakan bahwa setidaknya 3.541 warga sipil tewas antara 24 Februari dan 12 Mei 2022.
Baca juga: Relawan Prancis Saksikan Kejahatan Perang Pasukan Ukraina dan Milisi NeoNazi Azov
Baca juga: Putin Minta Presiden Macron Bantu Hentikan Kejahatan Perang Ukraina
Juga pada hari Rabu, Human Rights Watch (HRW) mengklaim dalam sebuah laporan baru bahwa tentara Rusia melakukan kejahatan perang di timur laut Ukraina dengan mengeksekusi dan menyiksa warga sipil.
LSM tersebut mendokumentasikan 22 dugaan eksekusi singkat di beberapa bagian wilayah Kyiv dan Chernihiv yang dikuasai oleh pasukan Kremlin antara akhir Februari dan akhir Maret.
Jaksa Agung Ukraina Iryna Venediktova mengatakan akan lebih banyak tentara Rusia akan diadili atas kejahatan mereka.
Ia menyebut kantornya sedang menyelidiki 40 tersangka dan lebih dari 11.000 dugaan kasus kejahatan perang.
"Dengan persidangan pertama ini, kami mengirimkan sinyal yang jelas bahwa setiap pelaku, setiap orang yang memerintahkan atau membantu melakukan kejahatan di Ukraina tidak akan lepas dari tanggung jawab," katanya.
Pada hari Kamis (19/5/2022), Ukraina akan mengadili dua tentara Rusia lagi yang didakwa menembakkan rudal ke gedung-gedung sipil di Kharkiv, kota terbesar kedua di negara itu.
Baca juga: Wakil PM Rusia Ungkap Senjata Pertahanan Udara S-500 Canggih Tiba untuk Pasukan Rusia
Baca juga: Rusia Unggah Video Pejuang Azovstal Dirawat di Rumah Sakit setelah Menyerah
Apa Itu Kejahatan Perang?
Komite Palang Merah Internasional mengatakan, "bahkan perang pun memiliki aturan."
Aturan itu termuat dalam perjanjian yang disebut Konvensi Jenewa dan serangkaian hukum serta perjanjian internasional lainnya.