Rusia Akan Stop Ekspor Gandum, Ingatkan Potensi Kelaparan Global Tahun Ini
Sejak Rusia menggelar operasi militer khusus ke Ukraina, harga gandum telah meningkat secara signifikan.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Wakil Ketua Dewan Keamanan Nasional Rusia, Dmitri Medvedev menyatakan Rusia tidak akan mengekspor bahan pangan yang bisa merugikan pasar domestik.
Data menunjukkan Rusia dan Ukraina adalah pemasok utama gandum dunia, menyumbang 30 persen total kebutuhan gandum global.
Gandum diperlukan sebagai bahan utama pembuatan material pangan seperti roti, yang jadi makanan pokok di banyak negara.
Sementara asisten Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan dunia bisa menghadapi petaka kelaparan global pada tahun ini.
Dalam sebuah posting Telegram yang panjang, dikutip Russia Today, Kamis (19/5/2022), Dmitri Medvedev mengomentari pernyataan para pemimpin barat tentang keamanan pangan dunia.
Baca juga: India Larang Ekspor Gandum, Ini Efeknya Bagi Indonesia Menurut Ekonom
Baca juga: 47 Juta Orang di Dunia Terancam Alami Krisis Pangan Usai India Larang Ekspor Gandum
Baca juga: Ekspor Gandum Ukraina-Rusia Terhalang Perang, Menteri Jerman Peringatkan Bahaya Kelaparan Global
Sejak Rusia menggelar operasi militer khusus ke Ukraina, harga gandum telah meningkat secara signifikan.
Sanksi ekonomi yang dikenakan ke Moskow oleh AS, Uni Eropa, dan Uni Eropa, Inggris dan beberapa negara barat semakin mendongkrak harga.
Pada Rabu (18/5/2022), Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan pupuk dan produk makanan dari Rusia harus tersedia ke pasar dunia tanpa hambatan.
Sanksi Barat ke Rusia Mubazir
Medvedev setuju tanpa gandum dan pasokan makanan lainnya dari Rusia, negara-negara pengimpor akan mengalami masa yang sangat sulit.
“Tanpa pupuk Rusia, hanya gulma berair (yang) akan tumbuh di ladang mereka,” tulis Medvedev di kanal pribadinya.
“Yah… itu menyedihkan. Mereka sendiri yang harus disalahkan," imbuhnya.
Menurut pendapat Medvedev, barat seharusnya mendukung upaya mencegah kelaparan global. Ia menuding “sanksi neraka” yang dijatuhkan ke Rusia tidak ada gunanya.
Sanksi justru mengganggu keinginan semua orang untuk menjalani kehidupan yang normal dan sejahtera.