Presiden Turki Erdogan Ungkap Rencana Gelar Operasi Militer di Suriah Utara
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan militernya akan meluncurkan operasi militer baru di Suriah.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan militernya akan meluncurkan operasi militer baru di Suriah.
Hal ini diprediksi meningkatkan kekhawatiran pertempuran baru di perbatasan Turki-Suriah.
Berbicara setelah pertemuan kabinet pada Senin (23/5/2022), Erdogan menyatakan, operasi itu akan bertujuan untuk melanjutkan upaya Turki menciptakan "zona aman" sepanjang 30 km di sepanjang perbatasan dengan Suriah.
"Kami akan segera mengambil langkah-langkah baru mengenai bagian yang tidak lengkap dari proyek yang kami mulai di zona aman sepanjang 30 km yang kami buat di sepanjang perbatasan selatan kami," katanya, seperti dilansir Al Jazeera.
Baca juga: Turki Siapkan Serangan Militer Incar Kurdistan di Suriah Utara
Dia tidak memberikan perincian lebih lanjut tetapi menyebutkan, operasi itu akan bergulir setelah militer, intelijen, dan pasukan keamanan Turki menyelesaikan persiapan mereka.
Daerah yang menjadi target operasi militer adalah yang di bawah kendali Pasukan Demokrat Suriah, kelompok yang mencakup Unit Perlindungan Rakyat, kelompok bersenjata Kurdi yang juga dikenal sebagai YPG.
Turki memandang YPG sebagai cabang dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang, kelompok yang Ankara anggap sebagai organisasi “teroris”.
PKK telah melancarkan pemberontakan bersenjata melawan Turki sejak 1984 dan puluhan ribu orang tewas dalam konflik tersebut.
Baca juga: Pasukan Houthi Tembak Jatuh Drone Intai Tempur Saudi Buatan Turki
Menanggapi komentar Erdogan, SDF menegaskan, tidak ada "perubahan strategis" di Suriah utara, dan Turki berusaha untuk "merusak stabilitas" di wilayah tersebut.
Pasukan Turki telah meluncurkan tiga serangan besar ke Suriah utara sejak 2016, mengambil alih wilayah di sepanjang perbatasan dalam apa yang Ankara katakan sebagai upaya untuk mengamankan perbatasan dari ancaman ISIL (ISIS) dan YPG.
Kelompok hak asasi manusia telah mengkritik operasi militer Turki di masa lalu di Suriah utara, dan serangan besar terakhir membuat ribuan warga sipil mengungsi.
Pada 2020, PBB mendesak Turki untuk menyelidiki "kemungkinan kejahatan perang" yang dilakukan oleh kelompok-kelompok bersenjata di daerah-daerah yang berada di bawah kendalinya.
Berita ini tayang di Kontan dengan judul: Erdogan Berencana Luncurkan Operasi Militer Baru di Suriah, Untuk Apa?