Dua Jurnalis Terluka saat Hendak ke Severodonetsk dengan Kendaraan yang Disediakan Pasukan Pro Rusia
Dua jurnalis media berita internasional, Reuters, terluka dan seorang pengemudi tewas setelah kendaraan yang mereka tumpangi diserang.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Arif Fajar Nasucha
Pertemuan itu diadakan untuk memacu koordinasi dengan Barat atas invasi Rusia ke Ukraina, Kyodo News melaporkan.
Langkah itu akan menandai sikap agresif yang luar biasa bagi seorang pemimpin Jepang meskipun Kishida telah berulang kali mengutuk Rusia atas "kejahatan perang" terhadap Ukraina.
KTT NATO berlangsung pada 29-30 Juni di ibukota Spanyol Madrid, kemungkinan tumpang tindih dengan kampanye menjelang pemilihan di Jepang pada 10 Juli.
Pertempuran Sengit di Severodonetsk
Kantor berita Reuters melaporkan pertempuran sengit di Severodonetsk pada Sabtu pagi waktu setempat.
Rusia telah memperkuat pasukannya dan menggunakan artileri untuk melakukan operasi penyerangan di kota itu, kata Reuters, mengutip militer Ukraina.
Tetapi pasukan Rusia telah mundur setelah upaya yang gagal untuk maju di kota terdekat Bakhmut, tambahnya.
Sekjen PBB Serukan Diakhirinya Kekerasan
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres telah menyerukan diakhirinya segera kekerasan.
Hal ini dikatakan Guterres dalam sebuah pernyataan untuk menandai 100 hari sejak Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina.
Guterres menambahkan PBB siap mendukung upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik.
Baca juga: Ukraina Tuduh Rusia Mainkan ‘Hunger Games’, Krisis Pangan Ancam Ratusan Juta Jiwa
Baca juga: Zelensky Akhirnya Akui Militer Rusia Telah Kuasai 20 Persen Wilayah Ukraina
Baca juga: Perusahaan Pertahanan Rusia Kirimkan 2S3M Akatsiya Howitzer Self-propelled ke Belarus
"Saat kita menandai hari yang tragis ini, saya memperbarui seruan saya untuk segera menghentikan kekerasan, untuk akses kemanusiaan yang tidak terbatas kepada semua yang membutuhkan, untuk evakuasi warga sipil yang aman yang terperangkap di daerah pertempuran dan untuk perlindungan mendesak warga sipil dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. sesuai dengan norma internasional," kata Guterres.
"Seperti yang saya tekankan dari awal, penyelesaian konflik ini membutuhkan negosiasi dan dialog," lanjutnya.
Menurut Guterres, semakin cepat para pihak terlibat dalam upaya diplomatik dengan itikad baik untuk mengakhiri perang, maka semakin baik untuk Ukraina, Rusia dan dunia.