Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

12 Negara Muslim Kecam Politisi India yang Diduga Hina Nabi Muhammad SAW, Ini Kata Pengamat

India menghadapi kecaman dari berbagai negara Muslim usai dua pejabat tinggi dari partai berkuasa menghina Nabi Muhammad SAW.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
zoom-in 12 Negara Muslim Kecam Politisi India yang Diduga Hina Nabi Muhammad SAW, Ini Kata Pengamat
Indian Express
Juru Bicara BJP, Nupur Sharma. 

TRIBUNNEWS.COM - India menghadapi kecaman dari berbagai negara Muslim usai dua pejabat tinggi dari partai berkuasa menghina Nabi Muhammad SAW.

Dilansir Arab News, para ahli menilai pernyataan kontroversial pejabat tinggi India itu akan mengancam hubungan diplomatik New Delhi dengan negara-negara Islam. 

Nupur Sharma dan Naveen Jindal, juru bicara top Partai Bharatiya Janata Party (BJP) pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, baru-baru ini membuat referensi yang menghina Islam dan Nabi Muhammad dalam kesempatan yang berbeda.

BJP telah menangguhkan Sharma dan memecat Jindal pada Minggu (5/6/2022).

Juru Bicara BJP, Nupur Sharma.
Juru Bicara BJP, Nupur Sharma. (Indian Express)

Baca juga: PKS Kecam Politisi India yang Menghina Nabi Muhammad, Pemerintah Didesak Kirimkan Nota Protes

Baca juga: Boikot India Trending Topic Twitter, Buntut Kasus Nupur Sharma yang Diduga Hina Nabi Muhammad SAW

Tindakan ini menyusul kemarahan negara-negara Muslim dan lembaga Islam, termasuk Arab Saudi, Qatar, dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Gerakan untuk memboikot produk India juga trending di media sosial.

Berikut daftar negara-negara yang mengecam India, menurut laporan Hindustan Times

Berita Rekomendasi

1. Qatar

2. Arab Saudi

3. Kuwait

4. Yordania

5. Oman

6. Uni Emirat Arab

7. Pakistan

8. Afghanistan

9. Bahrain

10. Maladewa

11. Indonesia

12. Libya

Hubungan Diplomatik Terancam

Siswa sebuah perguruan tinggi negeri tiba di tempat institut pendidikan di distrik Mandya di negara bagian Karnataka India pada 16 Februari 2022, setelah sekolah dibuka kembali di India selatan di bawah pengamanan ketat setelah pihak berwenang melarang pertemuan publik menyusul protes atas gadis-gadis Muslim yang mengenakan jilbab di ruang kelas .
 (Photo by AFP)
Siswa sebuah perguruan tinggi negeri tiba di tempat institut pendidikan di distrik Mandya di negara bagian Karnataka India pada 16 Februari 2022, setelah sekolah dibuka kembali di India selatan di bawah pengamanan ketat setelah pihak berwenang melarang pertemuan publik menyusul protes atas gadis-gadis Muslim yang mengenakan jilbab di ruang kelas . (Photo by AFP) (AFP/-)

Pernyataan kontroversial itu terjadi di tengah meningkatkan kekerasan terhadap minoritas Muslim di India, yang mencakup 13 persen dari 1,35 miliar populasi.

Menurut laporan Arab News, serangan dilakukan oleh kelompok nasionalis Hindu.

Di saat kritik dari negara Muslim meningkat, para ahli memperingatkan bahwa posisi India di mata dunia terlebih di daratan Arab, dalam bahaya.

"Pemerintah India seharusnya melihat apa yang akan terjadi dan seharusnya secara proaktif menghentikan semua propaganda, politik, dan aktivitas kebencian ini. Sayangnya, partai yang berkuasa mempromosikannya," kata Sudheendra Kulkarni, aktivis politik dan mantan penasihat mantan Perdana Menteri BJP Atal Behari Vajpayee.

"Bukan BJP tetapi negara yang akan menanggung biaya politik anti-Muslim," imbuhnya.

Di bawah kepemimpinan Modi, India memprioritaskan hubungan dengan negara-negara Arab.

Kerjasama New Delhi dengan negara Teluk berkaitan dengan impor minyak dan devisa, karena sekitar 4 juta WN India bekerja di wilayah tersebut dan mengirim lebih dari $80 miliar per tahun.

"Untuk semua alasan ini, India tidak mampu memiliki dunia Arab yang marah dengan India," kata pakar kebijakan luar negeri Manoj Joshi, yang tergabung dengan lembaga think tank Observer Research Foundation yang berbasis di Delhi, kepada Arab News.

Hubungan India dengan dunia Arab sedang melewati "fase emas", menurut Meena Singh Roy, yang mengepalai West & Central Asia Center di Yayasan Tilottama.

Oleh karena itu, Roy mengatakan India tidak boleh merusak hubungan tersebut.

Sanjay Kapoor, pemimpin redaksi majalah politik Hard News, mendesak para pemimpin negara untuk mengambil tindakan.

"Citra India telah terluka parah dan ini adalah sesuatu yang tidak dapat diperbaiki dengan diplomasi, tetapi tindakan korektif oleh kepemimpinan politik di India," kata Kapoor

Pemerintah India belum mengomentari protes yang diajukan oleh negara-negara Arab.

Atas undangan Kerajaan Arab Saudi, Organisasi Kerja sama Islam (OKI) menggelar Open-Ended Extraordinary Meeting of the OIC Executive Committee at the Level of Permanent Representatives on the Situation in Afghanistan di Markas OKI Jeddah, 22 Agustus 2021.
Atas undangan Kerajaan Arab Saudi, Organisasi Kerja sama Islam (OKI) menggelar Open-Ended Extraordinary Meeting of the OIC Executive Committee at the Level of Permanent Representatives on the Situation in Afghanistan di Markas OKI Jeddah, 22 Agustus 2021. (dok KBRI Riyadh)

Baca juga: AS Sebut Pejabat India Abai atau Mendukung Kekerasan pada Kelompok Agama Minoritas

Baca juga: Gara-gara Krisis Listrik di India, Harga Batubara Acuan Melesat ke Level 323,91 Dolar AS per Ton

Namun Kementerian Luar Negeri India pada Senin mengatakan pernyataan OKI terkait penghinaan ini "tidak beralasan" dan "berpikiran sempit".

Sementara itu, Kedutaan Besar India di Qatar dan Doha mengeluarkan pernyataan yang menyebut ujaran dua politisi BJP tentang Nabi Muhammad tidak mencerminkan pandangan New Delhi.

Rahul Gandhi, pemimpin Partai Kongres oposisi utama India, mengatakan di Twitter bahwa tindakan partai yang berkuasa melemahkan negara di tingkat global.

"Kefanatikan BJP yang memalukan tidak hanya mengisolasi kami, tetapi juga merusak posisi India secara global," kata Ghandhi.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas