Donald Trump Dituduh Melakukan Percobaan Kudeta saat Kerusuhan di Kongres AS
Mantan Presiden Donald Trump dituding melakukan percobaan kudeta dalam sidang terkait kerusuhan di Gedung Kongres Amerika Serikat (AS) pada 2021 lalu.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden Donald Trump, dituding melakukan percobaan kudeta dalam sidang terkait kerusuhan di Gedung Kongres Amerika Serikat (AS) pada 2021 lalu.
Wakil Ketua Komite Partai Republik, Liz Cheney, mengatakan Trump "menyalakan api serangan ini".
Politisi Demokrat, Bennie Thompson mengatakan kerusuhan itu membahayakan demokrasi AS.
Pada 6 Januari 2021, massa pendukung Presiden saat itu, Donald Trump, menyerang US Capitol atau Gedung Kongres AS di Washington DC.
Kerumunan massa berdemo dan merangsek masuk ke Gedung Kongres karena tidak terima dengan kekalahan Trump dalam Pilpres.
Baca juga: Donald Trump Minta AS Prioritaskan Keamanan Sekolah Dibanding Bantuan ke Ukraina
Baca juga: Detik-detik Presiden Joe Biden dan Ibu Negara Dievakuasi Gara-gara Pesawat Misterius Dekati Rumahnya
Ketika itu, anggota parlemen AS sedang melakukan rapat untuk mengesahkan kemenangan Joe Biden atas pemilu.
Setelah setahun penyelidikan, komite terpilih Dewan Perwakilan Rakyat AS yang dipimpin Demokrat dibuka pada Kamis (9/6/2022) dengan menunjukkan klip wawancara yang dilakukan dengan orang lingkaran dalam Trump.
Dilansir BBC, cuplikan menampilkan kesaksian mantan Jaksa Agung AS, Bill Barr, yang mengatakan klaim mantan presiden bahwa pemilu dicurangi tidak berdasar.
"Kita tidak bisa hidup di dunia di mana pemerintahan incumbent tetap berkuasa berdasarkan pandangannya, tidak didukung oleh bukti spesifik, bahwa ada kecurangan dalam pemilu," kata mantan jaksa agung itu.
Sidang juga menampilkan rekaman kesaksian Ivanka Trump, putri mantan presiden Donald Trump, yang mengaku setuju dengan pendapat Barr.
Sebelum penyelidikan DPR dibuka pada Kamis malam, Trump menolaknya dan menyebutnya sebagai "hoaks politik".
Walaupun sudah setahun lengser, Presiden AS ke-45 ini terus menggemakan klaimnya bahwa hasil Pemilu 2020 dicurangi oleh penipuan pemilih massal.
"6 Januari adalah puncak dari upaya kudeta, upaya kurang ajar, seperti yang dikatakan seorang penulis tak lama setelah 6 Januari, untuk menggulingkan pemerintah."
"Kekerasan itu bukan kebetulan. Itu adalah sikap terakhir Trump," ujar Bennie Thompson, ketua komite dan anggota parlemen Mississippi, dalam sidang.