Jurnalis Inggris dan Pemandunya Hilang di Amazon, Diduga Ulah Mafia Ikan Internasional
Penyelidikan polisi atas hilangnya jurnalis Dom Phillips dan ahli adat Bruno Pereira di Amazon, mengarah pada jaringan mafia ikan internasional.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Penyelidikan polisi atas hilangnya jurnalis Inggris Dom Phillips dan ahli adat Bruno Pereira di Amazon, mengarah pada jaringan mafia ikan internasional.
Jaringan internasional itu membayar nelayan miskin untuk menangkap ikan secara ilegal di Amazon.
Dom Philips dan Bruno Pereira terakhir terlihat pada 5 Juni di dekat Wilayah Adat Lembah Javari, yang berbatasan dengan Peru dan Kolombia.
Kedua pria ini berada di komunitas Sao Rafael dan menuju kota terdekat Atalaia do Norte menggunakan perahu, namun tidak pernah tiba.
Baca juga: Jurnalis Inggris dan Pemandunya Hilang di Amazon, Tim Pencari Temukan Barang-barang Milik Keduanya
Baca juga: Istri Jurnalis yang Hilang di Amazon Minta Otoritas Mengintensifkan Pencarian: Setiap Detik Berharga
Polisi pada Sabtu (11/6/2022) mengatakan masih menganalisis barang-barang yang ditemukan di tempat Philips dan Pereira menghilang.
Dilansir Al Jazeera, polisi juga menyelidiki skema dari pengusaha lokal yang membayar nelayan untuk masuk ke Lembah Javari, menangkap ikan, dan mengirimnya kepada mereka.
Salah satu tangkapan paling berharga ialah ikan air tawar bersisik terbesar di dunia, arapaima.
Arapaima, pirarucu, atau paiche adalah jenis ikan air tawar terbesar di dunia yang berasal dari perairan daerah tropis Amerika Selatan.
Bobotnya bisa mencapai 200 kilogram dan panjang 3 meter.
Ikan jenis ini biasa dijual di kota-kota terdekat, termasuk Leticia di Kolombia, Tabatinga di Brasil, dan Iquitos di Peru.
Untuk menangkap ikan ilegal ini di Lembah Javari yang luas, membutuhkan waktu sekitar satu bulan.
Untuk setiap penyelundupan ikan ini, satu nelayan mendapatkan setidaknya $3.000.
"Pemodal para nelayan adalah orang Kolombia," kata Manoel Felipe, seorang sejarawan dan guru lokal yang juga menjabat sebagai anggota dewan.
"Di Leticia, semua orang marah pada Bruno (Pereira). Ini bukan permainan kecil. Mungkin saja mereka mengirim seorang pria bersenjata untuk membunuhnya."
Diduga Permusuhan Pribadi
Satu-satunya tersangka terkait hilangnya jurnalis dan ahli adat Amazon itu adalah seorang nelayan bernama Amarildo da Costa de Oliveira, juga dikenal sebagai Pelado.
Pelado sendiri telah ditahan oleh pihak berwenang.
Kepada Associated Press, keluarga Pelado menyangkal hubungan dengan kasus tersebut dan menuduh polisi militer melakukan penyiksaan untuk mendapat pengakuan.
Menurut laporan masyarakat adat yang bersama Pereira dan Phillips, nelayan itu mengacungkan senapan ke arah kedua pria itu sehari sebelum mereka menghilang.
Pereira, yang sebelumnya memimpin biro lokal lembaga Adat pemerintah yang dikenal sebagai FUNAI (Fundacao Nacional do Indio), aktif dalam beberapa operasi melawan penangkapan ikan ilegal.
Dalam operasi itu, biasanya alat tangkap disita atau dimusnahkan dan para nelayan didenda atau ditahan sementara.
Ini karena hanya Penduduk Asli atau pribumi yang dapat menangkap ikan secara sah di wilayah mereka.
Pejabat FUNAI, Maxciel Pereira dos Santos, ditembak mati pada 2019 di depan istri dan menantunya.
Pelaku kejahatan ini tidak terungkap hingga tiga tahun lamanya.
Baca juga: Jurnalis Ukraina Konfrontasi Langsung Menlu Rusia: Selain Biji-bijian, Apa Lagi yang Anda Curi?
Baca juga: Arapaima, Monster Sungai Amazon Yang Telah Bertahan Selama 23 Juta Tahun
Salah satu rekan dos Santos di FUNAI mengaku yakin pembunuhan itu terkait dengan operasi melawan nelayan dan pemburu liar.
"Motif kejahatan itu adalah perselisihan pribadi atas inspeksi penangkapan ikan," menurut spekulasi Wali kota Atalaia do Norte, Denis Paiva.
Walaupun beberapa polisi, wali kota dan lainnya di wilayah tersebut menghubungkan insiden ini dengan "mafia ikan", polisi federal tidak mengesampingkan kemungkinan lainnya.
Daerah ini juga memiliki aktivitas perdagangan narkotika yang tinggi.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.