Nasib Warga Sipil di Pabrik Kimia Azot Ditakutkan Seperti di Pabrik Baja Azovstal, Evakuasi Gagal
Artileri Rusia menghantam zona industri tempat 500 warga sipil berlindung di kota Sievierodonetsk, Ukraina timur.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Artileri Rusia menghantam zona industri tempat 500 warga sipil berlindung di kota Sievierodonetsk, Ukraina timur.
Tepatnya di Pabrik Kimia Azot, Sievierodonetsk.
Selain itu, pasukan Rusia juga telah meledakkan sebuah jembatan.
Hal tersebut pun membuat masyarakat yang masih terjebak di lokasi menjadi khawatir.
“Rusia terus menyerbu kota, mereka memiliki keuntungan signifikan dalam artileri, mereka sedikit mendorong mundur tentara Ukraina,” kata Serhiy Haidai, gubernur wilayah Luhansk.
“Rusia menghancurkan kuartal demi kuartal,” kata Haidai.
Baca juga: Rusia Raup 98 Miliar Dolar dari Ekspor Bahan Bakar selama Perang di Ukraina
Penghancuran sebuah jembatan di atas Sungai Donets Siverskyi oleh Rusia, membuat warga sipil yang terdampar hanya memiliki satu jembatan yang tersisa untuk melarikan diri ke barat ke kota tetangga Lysychansk.
Sedangkan di lokasi tersebut, juga sedang ditembaki, tetapi tetap berada di tangan Ukraina, dikutip Tribunnews dari The Guardian.
“Jika setelah penembakan baru, jembatan itu runtuh, kota itu akan benar-benar terputus. Tidak akan ada cara untuk meninggalkan Sievierodonetsk dengan kendaraan,” kata Haidai.
Ada kekhawatiran bahwa skenario yang mirip dengan yang terlihat di kota pelabuhan selatan Mariupol, di mana ratusan orang terperangkap selama berminggu-minggu di Pabrik Baja Azovstal.
Dan hal tersebut bisa saja terjadi di Pabrik Kimia Azot Sievierodonetsk, di mana Haidai mengatakan 500 warga sipil berlindung, 40 dari mereka anak-anak.
Haidai juga menambahkan, pihak Ukraina sedang merundingkan evakuasi warga sipil dari Azot dengan Moskow, tetapi sejauh ini gagal mencapai kesepakatan.
Baca juga: Rusia Dituduh Gunakan Senjata Pemusnah Massal, Bom yang Lebih Merusak dari Peledak Konvensional
"Kami mencoba untuk menyetujui, dengan bantuan Wakil Perdana Menteri Ukraina, Irina Vereshchuk, untuk mengatur koridor, sejauh ini tidak berhasil," kata pejabat itu.
“Tempat perlindungan Azot tidak sekuat di Azovstal Mariupol, jadi kita perlu membawa orang keluar dengan jaminan keamanan.”