Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

SIPRI: Invasi Rusia ke Ukraina Picu Ketegangan Sembilan Negara Bersenjata Nuklir

Lembaga think-tank menilai persenjataan nuklir global diperkirakan akan tumbuh di tahun-tahun mendatang untuk pertama kalinya sejak Perang Dingin.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Inza Maliana
zoom-in SIPRI: Invasi Rusia ke Ukraina Picu Ketegangan Sembilan Negara Bersenjata Nuklir
AFP/-
Video handout yang diambil dan dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 17 Februari 2022, menunjukkan peluncur roket ganda Grad menembaki target musuh tiruan selama latihan gabungan angkatan bersenjata Rusia dan Belarusia sebagai bagian dari inspeksi Angkatan Bersenjata Negara Serikat. Pasukan Respons, di lapangan tembak Obuz-Lesnovsky dekat kota Baranovichi di Belarus. - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, sekutu Moskow, mengatakan pada 17 Februari 2022 bahwa negaranya akan siap menyambut "senjata nuklir" jika ada ancaman dari Barat, di tengah krisis di Ukraina. (Photo by Russian Defence Ministry / AFP) 

Rusia tetap menjadi kekuatan nuklir terbesar, dengan 5.977 hulu ledak pada awal 2022, turun 280 dari tahun lalu.

Kondisinya ada yang dikerahkan, dalam persediaan, atau menunggu untuk dibongkar, menurut institut tersebut.

Lebih dari 1.600 hulu ledaknya diyakini akan segera beroperasi, kata SIPRI.

Sementara itu, Amerika Serikat memiliki 5.428 hulu ledak, 120 lebih sedikit dari tahun lalu, tetapi lebih banyak dikerahkan daripada Rusia, yaitu 1.750.

Dalam hal jumlah keseluruhan, China berada di urutan ketiga dengan 350, diikuti oleh Prancis dengan 290, Inggris dengan 225, Pakistan dengan 165, India dengan 160, dan Israel dengan 90.

Namun menurut SIPRI, China saat ini tengah melakukan ekspansi dengan perkiraan lebih dari 300 silo rudal baru.

Israel adalah satu-satunya dari sembilan yang tidak secara resmi mengakui memiliki senjata nuklir.

Berita Rekomendasi

Untuk Korea Utara, SIPRI pertama kalinya mengatakan bahwa rezim Komunis Kim Jong-Un kini memiliki 20 hulu ledak nuklir.

Pasca pengeboman nuklir di Hiroshima, Jepang.
Pasca pengeboman nuklir di Hiroshima, Jepang. (Sputnik International)

Baca juga: Iran Singkirkan 27 Kamera Pengawas PBB dari Pusat Fasilitas Nuklir

Baca juga: Pendukung Putin Beri Ancaman Sebut Perang Nuklir akan Terjadi, Kesal Barat Terus Bantu Ukraina

SIPRI mengatakan, jumlah global hulu ledak nuklir turun menjadi 12.705 pada Januari 2022 dari 13.080 pada Januari 2021.

Diperkirakan 3.732 hulu ledak dikerahkan dengan rudal dan pesawat, dan sekitar 2.000, hampir semuanya milik Rusia atau Amerika Serikat, disimpan dalam status negara kesiapan yang tinggi.

"Hubungan antara kekuatan besar dunia semakin memburuk pada saat umat manusia dan planet ini menghadapi serangkaian tantangan bersama yang mendalam dan mendesak yang hanya dapat diatasi dengan kerja sama internasional," kata ketua dewan SIPRI dan mantan Perdana Menteri Swedia, Stefan Lofven.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas