Pesan Petinggi Rusia Ini Bikin Presiden Zelensky Ketar-ketir, Ukraina Bisa Terhapus Dari Peta
Dmitry Medvedev, Wakil Ketua Wilayah Keamanan Rusia meramalkan negara Ukraina bakaln terhapus dari peta dunia dua tahun mendatang.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM – Seorang pejabat tinggi Rusia melontarkan pesan yang membuat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ketar-ketir.
Dmitry Medvedev, Wakil Ketua Wilayah Keamanan Rusia meramalkan negara Ukraina bakaln terhapus dari peta dunia dua tahun mendatang.
"Hanya sebuah pertanyaan," tulis Dmitry Medvedev di saluran Telegramnya, Rabu kemarin. "Siapa bilang dalam dua tahun Ukraina bahkan akan ada di peta dunia?"
Baca juga: AS Kirim Bantuan Senjata Senilai Rp14,7 Triliun untuk Ukraina
Medvedev, Wakil Ketua Wilayah Keamanan Rusia, membuat komentar yang mengkhawatirkan sehubungan dengan laporan bahwa Amerika Serikat mungkin mempertimbangkan untuk memasok Ukraina dengan gas alam cair (LNG) di bawah program "pinjam-sewa" menjelang bulan-bulan musim gugur dan musim dingin di tengah perang Putin.
"Saya melihat pesan bahwa Ukraina ingin menerima LNG dari pemiliknya di luar negeri dengan pembayaran untuk pengiriman dalam 2 tahun.
Jika tidak, musim dingin yang akan datang akan membeku," tulis Medvedev, sebelum dia menyatakan keraguan tentang keberadaan Ukraina pada 2024.
"Amerika tidak peduli lagi," tambahnya. "Mereka telah berinvestasi begitu banyak dalam proyek 'anti-Rusia' sehingga yang lainnya tidak berarti apa-apa bagi mereka."
Baca juga: Janji Xi Jinping kepada Putin: China akan Selalu Dukung Rusia dalam Hal Kedaulatan dan Keamanan
Beberapa hari sebelumnya, saat perang Putin melawan Ukraina mendekati tanda 100 hari, Medvedev mengeluarkan peringatan kepada komunitas internasional, mengatakan bahwa Empat Penunggang Kuda Kiamat dari Kitab Wahyu dalam Perjanjian Baru Alkitab akan datang.
Kantor berita pemerintah Rusia TASS mengutip Medvedev yang mengatakan selama wawancara dengan Al Jazeera TV bahwa "seseorang dapat percaya bahwa penunggang kuda Kiamat sudah dalam perjalanan dan semua harapan ada pada Tuhan Yang Mahakuasa."
Sekutu lama Putin ini menambahkan bahwa segala sesuatunya telah dimulai, "namun, seseorang masih dapat mencoba untuk meredakan situasi internasional ini," Newsweek melaporkan sebelumnya.
Namun pernyataan terakhirnya mengisyaratkan bahwa Moskow dapat kembali mencoba merebut ibu kota Ukraina, Kyiv—yang gagal dilakukan pada fase awal perang.
Baca juga: Bantu Militer Ukraina Rebut Severodonetsk, Norwegia Sumbangkan 22 Howitzer Self-Propelled
Lebih dari 100 hari sejak perang Putin dimulai, Rusia kini fokus untuk merebut wilayah Luhansk dan Donetsk timur Ukraina secara penuh.
Bentrokan semakin intensif di kota strategis Severodonetsk, yang dapat menentukan nasib wilayah Donbas timur Ukraina.
Dalam pembaruan intelijen pada hari Rabu, kementerian pertahanan Inggris mengatakan bahwa setelah lebih dari sebulan pertempuran sengit, pasukan Rusia sekarang menguasai sebagian besar Severodonetsk.