Sambil Mengecam Barat, Vladimir Putin Sebut Akhir dari 'Era Dunia Unipolar'
Presiden Rusia, Vladimir Putin mengecam negara-negara Barat dalam pidatonya di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg, Jumat (17/6/2022).
Penulis: Whiesa Daniswara
Lebih lanjut, Putin menambahkan bahwa "operasi khusus" Rusia - ungkapan yang digunakan pemerintah Rusia untuk menggambarkan perangnya di Ukraina - telah menjadi "penyelamat bagi Barat untuk menyalahkan semua masalah pada Rusia."
Setelah menuduh negara-negara Barat menyalahkan masalah mereka pada Rusia, Putin mencoba menyalahkan kenaikan harga pangan pada "pemerintahan AS dan birokrasi Euro."
Ukraina adalah produsen makanan utama, tetapi invasi Rusia telah mempengaruhi seluruh produksi dan rantai pasokannya.
Baca juga: Telepon Putin, Xi Jinping Tegaskan China Dukung Rusia
Baca juga: Bank Sentral Rusia Larang Warga Negaranya Gunakan Kripto Untuk Pembayaran Domestik
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, perang memiliki dampak yang menghancurkan pada pasokan dan harga, serta memperingatkan hal itu dapat mendorong hingga 49 juta orang lagi ke dalam kelaparan.
Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen mengatakan pekan lalu bahwa makanan telah menjadi bagian dari "gudang teror" Kremlin.
Pejabat Ukraina menuduh Rusia mencuri gandum Ukraina, tuduhan yang tampaknya telah dikonfirmasi oleh citra satelit yang menunjukkan kapal Rusia sedang memuat gandum Ukraina.
Selain itu, Rusia memblokir akses maritim ke pelabuhan Laut Hitam yang dipegang oleh Ukraina, yang berarti biji-bijian yang masih di bawah kendali Ukraina tidak dapat diekspor ke banyak negara yang mengandalkannya.
Pemimpin lama Rusia itu juga menyalahkan Barat karena mencoba melukai ekonomi Rusia, menyebut sanksi terhadap Moskow "gila" dan "sembrono."
Baca juga: Petani Ukraina Racuni Tentara Rusia dengan Buah Ceri Beracun
Baca juga: Presiden Bashar al-Assad: Rusia dan Suriah Perangi Musuh yang Sama, Amerika Serikat
"Niat mereka jelas untuk menghancurkan ekonomi Rusia dengan memutus rantai rantai logistik, membekukan aset nasional dan menyerang standar hidup, tetapi mereka tidak berhasil," ujarnya.
"Itu belum berhasil. Para pebisnis Rusia telah bersatu bekerja dengan rajin, teliti, dan selangkah demi selangkah, kami menormalkan situasi ekonomi," tambahnya.
Presiden Rusia telah lama membingkai keputusannya untuk meluncurkan invasi ke Ukraina sebagai tanggapan terhadap hubungan diplomatik dan keamanan yang berkembang antara Kyiv dengan Barat.
Pekan lalu, dia mengisyaratkan bahwa tujuannya di Ukraina adalah pemulihan Rusia sebagai kekuatan kekaisaran.
Bashar al-Assad: Rusia dan Suriah Perangi Musuh yang Sama
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Presiden Suriah, Bashar al-Assad mengatakan bahwa negaranya dan Rusia berperang melawan musuh yang sama yakni Amerika Serikat (AS).