Pasokan Gas dari Rusia Berkurang, Jerman Beralih ke Batu Bara
Pemotongan pasokan gas dari Rusia membuat Jerman memutuskan untuk beralih menggunakan batu bara.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Khawatir dengan kemungkinan kekurangan gas yang disebabkan oleh pemotongan pasokan dari Rusia, Jerman memutuskan beralih ke batu bara.
Menteri Ekonomi Jerman mengatakan negara itu akan membatasi penggunaan gas alam untuk produksi listrik.
Langkah itu dilakukan setelah Rusia secara tajam mengurangi aliran gas alam di jalur pipanya ke Eropa Barat, sehingga menaikkan harga energi.
“Untuk mengurangi konsumsi gas, harus lebih sedikit gas yang digunakan untuk menghasilkan listrik."
"Pembangkit listrik tenaga batu bara harus digunakan lebih banyak, ”kata Robert Habeck, Minggu (19/6/2022), seperti dilansir Al Jazeera.
Perusahaan gas negara Rusia Gazprom mengatakan pengurangan pasokan melalui pipa Nord Stream adalah hasil dari pekerjaan perbaikan.
Baca juga: Imbas Perang yang Memanas, Ukraina Larang Buku hingga Musik Rusia
Baca juga: Jerman Pesan 6 Juta Ton Batubara dari Indonesia
Meski begitu, pejabat Uni Eropa percaya Moskow sedang menghukum sekutu Ukraina, di mana pasukan Rusia melancarkan invasi pada Februari.
Pengalihan sementara Berlin ke batu bara menandai perubahan haluan bagi koalisi Partai Sosial Demokrat, Partai Hijau, dan FDP yang dipimpin Kanselir Olaf Scholz, yang telah berjanji untuk mengurangi penggunaan batu bara pada tahun 2030.
"Ini pahit tetapi sangat diperlukan untuk mengurangi konsumsi gas," kata Habeck.
Pemerintah bersikeras bahwa gas Rusia akan dibutuhkan untuk sementara waktu sampai sumber energi alternatif, seperti gas alam cair (LNG) yang didatangkan dengan kapal, tersedia.
Selama beberapa bulan terakhir, pemerintah Jerman telah mengambil langkah-langkah untuk mengisi fasilitas penyimpanan gas hingga kapasitas 90 persen pada November untuk memastikan cukup gas tersedia sebagai bahan bakar pemanas selama musim dingin Eropa.
Habeck mengatakan fasilitas penyimpanan, saat ini dengan kapasitas 56,7 persen, masih mampu menutupi kekurangan dari Rusia dengan pembelian dari tempat lain.
Tetapi ia tetap menggambarkan situasinya serius dan mengatakan tindakan lebih lanjut mungkin diperlukan.
Pemerintah Jerman baru-baru ini meminta warga untuk mengurangi penggunaan energi mereka mengingat situasi pasokan yang tegang.
“Jelas bahwa strategi (Presiden Rusia) Putin adalah untuk membuat kami gelisah dengan menaikkan harga dan memecah belah kami,” kata Habeck.
“Kami tidak akan membiarkan itu terjadi.”
Gazprom mengatakan bahwa ekspor ke negara-negara yang bukan milik bekas Uni Soviet turun 28,9 persen antara 1 Januari dan 15 Juni dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Setelah memotong pasokan gas harian ke Jerman dan Italia, CEO Gazprom Alexei Miller mengatakan pekan lalu bahwa Moskow akan bermain dengan aturannya sendiri.
“Produk kami, aturan kami. Kami tidak bermain dengan aturan yang tidak kami buat,” katanya dalam diskusi panel di Forum Ekonomi Internasional St Petersburg di kota kedua Rusia.
(Tribunnews.com/Yurika)