Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia Rekrut Pekerja Konstruksi, Guru hingga Politisi untuk Bangum Kembali Ukraina

Rusia meluncurkan program untuk merekrut banyak pekerja demi membangun kembali wilayah Ukraina timur yang diduduki

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Rusia Rekrut Pekerja Konstruksi, Guru hingga Politisi untuk Bangum Kembali Ukraina
AFP/ARIS MESSINIS
Seorang wanita tua duduk di dalam rumahnya yang rusak setelah serangan rudal di kota Soledar, di wilayah Ukraina timur Donbas pada 4 Juni 2022. Rusia meluncurkan program untuk merekrut banyak pekerja demi membangun kembali wilayah Ukraina timur yang diduduki. (Photo by ARIS MESSINIS / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Rusia meluncurkan program untuk merekrut banyak pekerja demi membangun kembali wilayah Ukraina timur yang diduduki pasukan Moskow.

Rusia telah mengalihkan fokusnya untuk menguasai wilayah timur Ukraina setelah upayanya untuk merebut Kyiv gagal. Moskow mengatakan tujuan utamanya adalah untuk membebaskan wilayah timur dan selatan Ukraina, di mana Bahasa Rusia mendominasi dua wilayah tersebut.

Dikutip dari The Moscow Time, saat ini para pjeabat Rusia tampaknya mengandalkan warga Rusia yang membutuhkan pekerjaan dan memiliki sifat patriotik untuk membantu daerah-daerah ini pulih dari kehancuran serangan pasukannya, dengan menawarkan upah di atas rata-rata dan banyak tunjangan.

Lusinan lowongan pekerjaan di situs pencarian kerja online Rusia, Avito, mengajak tukang batu, tukang las hingga pelukis untuk bergabung dalam proyek rekontruksi Donetsk, ibu kota Republik Rakyat Donetsk (DNR) yang memproklamirkan diri.

Sebagian besar lowongan tersebut menargetkan penduduk di luar pusat kota besar dan menjanjikan akan memberi gaji awal hingga dua atau tiga kali lipat lebih tinggi dari upah rata-rata regional.

Pekerja juga dijanjikan tunjangan yang menggiurkan, termasuk pemberian makan dan tempat tinggal, waktu liburan berbayar, peluang perkembangan karir hingga bonus uang tunai 60 dolar AS jika berhasil mengajak teman atau kerabat untuk bergabung.

Walaupun lowongan tersebut diposting oleh kontraktor swasta, namun beberapa menyebut bahwa proyek ini disponsori oleh Kementerian Konstruksi Rusia dan disertai slogan motivasi seperti "Mari Kita Membangun Kembali Donbas Bersama-Sama".

Baca juga: Ukraina Direkomendasikan Gabung Uni Eropa, Vasyl Hamianin Sebut Sebagai Harapan

Berita Rekomendasi

Menurut lowongan tersebut, semua pekerja yang melakukan misi patriotik akan diminta untuk menjalani pemeriksaan oleh Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB). Pekerja konstruksi dijanjikan akan dikirim ke wilayah pendudukan Rusia di Ukraina dalam beberapa hari.

Sayangnya dalam lowongan itu tidak menyebutkan kompensasi jika terjadi kecelakaan atau kematian selama bekerja.

Baca juga: Swiss Geger, Bea Cukainya Temukan Indikasi Impor 3 Ton Emas dari Rusia Senilai 200 Juta USD

Organisasi sukarelawan pro-pemerintah Rusia dilaporkan telah merekrut dan mengirim para profesional untuk misi kemanusiaan ke daerah-daerah di Ukraina timur.

Sementara lusinan psikolog dan guru Rusia saat ini telah bekerja sebagai bagian dari misi sukarelawan di Mariupol, pelabuhan yang terletak di Ukraina selatan yang hancur total karena serangan pasukan Rusia sebelum mereka merebutnya pada bulan lalu.

Baca juga: Museum Auschwitz-Birkenau di Polandia Jadi Sasaran Aksi Propaganda Rusia di Media Sosial

Tidak seperti pekerja kontruksi, para guru dilaporkan direkrut melalui kelompok media sosial tertutup di universitas yang mengkhususkan diri dalam pendidikan guru.

Menurut situs berita Tayga.info yang berbasis di Siberia, salah satu pesan dalam rekrutmen tersebut mencari guru dari semua mata pelajaran, dan lowongan itu muncul pada obrolan pesan di Novosibirsk State Pedagogical University.

“Tugasnya (adalah) untuk memastikan awal tahun ajaran, mengatur pekerjaan instruksional dan pendidikan dan bekerja dengan anak-anak,”tulis pesan tersebut.

Dalam pesan itu dilaporkan mengatakan mengenai “perjalanan bisnis” ke wilayah Kherson dan Zaporizhzhia yang diduduki Rusia. Namun pihak universitas segera membantah pesan tersebut dan mengatakan pesan itu tidak asli.

Menurut Kepala Serikat Aliansi Guru Independen Daniil Ken mengatakan masalah keamanan adalah salah satu faktor utama yang menghambat perekrutan guru-guru berpendidikan untuk bertugas ke wilayah-wilayah yang diduduki Rusia.

Meskipun gaji yang ditawarkan menjadi sembilan kali lipat lebih tinggi dari rata-rata upah di wilayah perekrutan, namun menurut Ken permintaan untuk lowongan mengajar ke Ukraina timur masih rendah.

"Saya berharap beberapa orang memiliki pemahaman moral bahwa pergi ke wilayah pendudukan itu salah, tetapi ada juga penilaian risiko yang rasional," kata Ken.

Berbeda dengan perekrutan untuk pejabat, deputi lokal dan aktivis setia Kremlin yang sedang berlangsung, menurut surat kabar Vedomosti melaporkan awal pekan ini, perekrutan untuk posisi tersebut dinilai lebih berhasil dibandingkan perekrutan guru Rusia.

Surat kabar Kommersant melaporkan politisi yang pergi ke wilayah separatis Donetsk dan Luhansk dijamin akan diberikan gaji dua kali lipat, dan bahkan dijanjikan akan mendapat promosi jabatan setelah mereka kembali ke Rusia.

Beberapa politisi daerah yang terkenal telah dipromosikan ke posisi penting di daerah-daerah separatis.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas