Prancis Desak Produsen Minyak untuk Membatasi Harga Komoditas Rusia
Prancis mendesak negara-negara produsen minyak untuk membatasi harga komoditas untuk menekan Rusia
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, ELMAU - Prancis mendesak negara-negara produsen minyak untuk membatasi harga komoditas, hal itu dimaksudkan untuk menekan Rusia yang diuntungkan dari melambungnya harga bahan bakar global.
Prancis juga memberikan dukungan pada proposal yang diajukan Amerika Serikat (AS) untuk menyarankan harga minyak maksimum.
"Hal itu akan jauh lebih kuat jika itu datang dari negara-negara produsen minyak," kata Kepresidenan Prancis, yang dikutip dari Arab News.
Baca juga: Pangkas Pendapatan Pemerintahan Putin, Negara G7 Kompak Batasi Harga Minyak Rusia
Tindakan tersebut dinilai akan berhasil jika mendapat dukungan dari produsen minyak yang tergabung di Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya dalam kelompok yang disebut OPEC+, yang mencakup Rusia.
Dalam proposalnya yang dibahas di pertemuan para pemimpin Group of Seven (G7) di Pegunungan Alpen Baveria pada hari Minggu (26/6/2022) kemarin, AS menyarankan batas harga minyak yang diputuskan oleh negara-negara konsumen.
Namun Jerman berpendapat, tindakan tersebut akan sulit diterapkan.
“Kami masih secara intensif mendiskusikan bagaimana ini akan bekerja dan bagaimana hal itu dapat sesuai dengan rezim sanksi Amerika, Inggris, Eropa dan Jepang," ujar seorang pejabat senior Jerman.
Presiden Dewan Eropa, Charles Michel mengatakan diskusi mengenai pembatasan harga minyak masih berlangsung. Menurut Michel, masalah ini perlu ditangani dengan hati-hati atau berisiko menjadi bumerang.
"Kami ingin memastikan bahwa tujuannya adalah untuk menargetkan Rusia dan tidak membuat hidup kami lebih sulit dan lebih kompleks," katanya.
Baca juga: 14 Rudal Rusia Hantam Kiev Jelang Kunjungan Jokowi ke Ukraina, Terdengar Ledakan Keras
Biden memuji Persatuan Barat
Pada awal pertemuan bilateral, Presiden AS Joe Biden berterima kasih dan memuji Kanselir Jerman Olaf Scholz karena menunjukkan kepemimpinan di Ukraina dan mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin telah gagal menghancurkan persatuan mereka.
“Kita bisa melewati semua ini dan menjadi lebih kuat. Karena Putin telah mengandalkannya sejak awal bahwa entah bagaimana NATO dan G7 akan terpecah. Tapi kami belum melakukannya dan kami tidak akan melakukannya,” kata Biden.
Pada awal pertemuan, empat anggota G7, yaitu AS, Inggris, Kanada, dan Jepang juga mengumumkan rencana pelarangan impor emas Rusia sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan tekanan sanksi terhadap Moskow. Prancis juga memberikan dukungan terhadap langkah tersebut.