Korea Utara Tuduh Latihan Militer AS, Korsel, dan Jepang Bertujuan Jahat: Selangkah Menuju NATO Asia
Korea Utara menuduh latihan militer bersama oleh Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang memiliki tujuan jahat hingga pembentukan NATO versi Asia.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara menuduh latihan militer bersama oleh Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, dan Jepang memiliki tujuan jahat terhadap Pyongyang.
Pernyataan tersebut disampaikan Pyongyang melalui kantor berita negara Korea Utara, KCNA, pada Rabu (29/6/2022).
KCNA mengatakan latihan militer itu juga merupakan bagian dari awal yang berbahaya, yakni pembentukan NATO versi Asia.
Laporan KCNA datang beberapa jam sebelum para pemimpin Korea Selatan dan Jepang akan menghadiri pertemuan puncak tahunan NATO sebagai pengamat untuk pertama kalinya.
Mereka juga akan bertemu dengan Presiden AS Joe Biden untuk membahas Korea Utara.
Itu merupakan pertemuan puncak tiga pihak atau trilateral pertama sejak 2017.
Baca juga: Korea Utara Kerahkan Tim Medis untuk Perangi Epidemi Penyakit Usus seusai Gelombang Pandemi Covid-19
AS, Korea Selatan, dan Jepang berencana melakukan latihan pendeteksian dan pelacakan rudal gabungan di dekat Hawaii pada Agustus, yang disebut Pacific Dragon.
"AS semakin bersikeras pada kerja sama militer dengan antek-anteknya dengan mengabaikan permintaan keamanan utama dan kekhawatiran negara-negara Asia-Pasifik," kata KCNA sebagaimana dikutip Channel News Asia.
Dalam pernyataan serupa, Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan latihan tersebut menunjukkan kemunafikan tawaran AS.
Seperti diketahui, sebelumnya AS meminta Korea Utara untuk menyelesaikan konflik secara diplomatik dan melakukan dialog tanpa prasyarat.
Korea Utara telah melakukan sejumlah rekor uji coba rudal tahun ini, termasuk rudal balistik antarbenua terbesarnya.
Ada kekhawatiran bahwa Korea Utara dapat bersiap untuk menguji senjata nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.
Korea Selatan dan Jepang sama-sama sekutu AS, tetapi hubungan mereka satu sama lain telah memanas karena ketegangan historis atas pendudukan Jepang di Korea dari tahun 1910-1945.
Baca juga: Korea Utara Selesaikan Persiapan Uji Coba Nuklir Baru, Korea Selatan: Mereka akan Bayar Harga
Sementara kini, Washington telah mendorong Seoul dan Tokyo untuk lebih bekerja sama dalam menghadapi ancaman dari Korea Utara, serta untuk melawan meningkatnya pengaruh China.
"Skema pembentukan aliansi militer AS-Jepang-Korea Selatan, yang dimotivasi oleh sujud Jepang dan Korea Selatan kepada AS, jelas merupakan awal yang berbahaya bagi pembentukan 'NATO versi Asia'," kata KCNA, menuduh Washington mengobarkan Perang Dingin baru.
KCNA memuat tanggapan terpisah oleh Kim Hyo-myung, seorang peneliti di Masyarakat Internasional untuk Riset Politik Korea Utara.
Menurut Kim Hyo-myung, NATO bertanggung jawab atas perang di Ukraina, dan ada tanda-tanda buruk bahwa cepat atau lambat gelombang hitam di Utara Atlantik akan memecahkan ketenangan di Pasifik.
"NATO tidak lebih dari pelayan realisasi strategi hegemoni AS dan alat agresi lokal," tulis Kim Hyo-myung.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)