Presiden Ukraina Sebut Putin Sudah Menjadi Teroris, Minta Rusia Dikeluarkan dari PBB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Vladimir Putin kini telah menjadi teroris. Ia juga meminta agar Rusia dikeluarkan dari PBB.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Serangan itu termasuk serangan udara di pusat perbelanjaan yang ramai di pusat kota Kremenchuk, Senin.
Zelensky menyebut serangan itu menewaskan sedikitnya 18 orang dan melukai 30 lainnya.
Baca juga: Rusia Ancam Barat, Semakin Banyak Senjata Dipasok Semakin Berat Penderitaan Warga Ukraina
Puluhan orang hilang dan potongan tubuh telah ditemukan termasuk tangan dan kaki, katanya, menambahkan bahwa sayangnya mungkin ada lebih banyak korban.
Pemimpin Ukraina memulai pidatonya dengan membeberkan serangan Rusia dalam beberapa hari terakhir dan menyebutkan nama dan usia para korban.
Ia kemudian mengakhiri pidatonya dengan meminta 15 anggota Dewan Keamanan dan lainnya di ruangan itu untuk berdiri dan mengheningkan cipta untuk mengenang "puluhan ribu" anak-anak dan orang dewasa yang terbunuh dalam perang.
Semua anggota berdiri termasuk wakil duta besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky.
Nemun setelah itu, Polyansky memprotes kebijakan yang memberikan Zelensky kesempatan untuk berbicara di Dewan Keamanan.
Keputusan itu dibuat oleh Albania yang memegang kursi kepresidenan dewan bulan ini.
Polyansky mengatakan pidato video presiden Ukraina melanggar tradisi dewan dan praktik yang ada.
Ia menyatakan bahwa para pemimpin yang ingin berbicara dengan dewan harus hadir di ruangan itu.
"Dewan Keamanan PBB tidak boleh diubah menjadi platform untuk kampanye PR jarak jauh dari presiden Zelensky untuk mendapatkan lebih banyak senjata dari peserta di KTT NATO mulai Rabu di Madrid," kata Polyansky.
Dia juga mengklaim bahwa tidak ada serangan Rusia di pusat perbelanjaan di Kremenchuk.
Polyansky mengatakan senjata presisi Rusia menyerang hanggar di pabrik mesin Kremenchuk yang berisi senjata dan amunisi dari Amerika Serikat dan Eropa yang ditujukan untuk pasukan Ukraina di Donbass timur.
Pusat perbelanjaan berlokasi agak jauh tetapi ledakan amunisi menciptakan api yang kemudian menyebar ke pusat perbelanjaan, menurut Polyansky.