Turki Cabut Hak Veto, Apa Alasan akhirnya Terima Finlandia-Swedia Gabung NATO?
Turki mencabut hak vetonya atas Finlandia dan Swedia untuk bergabung dalam aliansi militer NATO setelah mencapai sejumlah kesepakatan.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Sri Juliati
Stoltenberg mengatakan, ketentuan kesepakatan yang baru mengharuskan Swedia fokus pada permintaan ekstradisi Turki terhadap tersangka militan dan mengubah undang-undang Swedia dan Finlandia untuk memperkuat pendekatan terhadap kelompok teroris.
Sekjen NATO ini juga mengatakan bahwa Swedia dan Finlandia akan mencabut pembatasan penjualan senjata ke Turki.
Turki menyuarakan keprihatinan serius bahwa Swedia menyembunyikan kelompok yang dilabeli militan oleh Ankara, yakni Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Namun Stockholm sebelumnya telah membantah tuduhan itu.
Kepresidenan Turki mengatakan kesepakatan dengan Finlandia dan Swedia berarti "kerja sama penuh dengan Turki dalam perang melawan PKK dan afiliasinya."
Turki juga mengatakan, Swedia dan Finlandia "menunjukkan solidaritas dengan Turki dalam perang melawan terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya."
Baik Finlandia maupun Swedia sudah memenuhi banyak persyaratan untuk menjadi anggota NATO.
Beberapa persyaratan itu termasuk memiliki sistem politik demokrasi yang berfungsi, transparansi ekonomi, dan kemampuan memberikan kontribusi militer untuk misi NATO.
Baca juga: Sempat Tolak Finlandia dan Swedia Gabung NATO, Kini Turki Cabut Hak Vetonya
Baca juga: Kepala Militer Finlandia Mengaku Siap Melawan Rusia, Motivasi Warga Tinggi
Pada Mei lalu, kedua negara memulai proses formal melamar aliansi terkuat di dunia, NATO.
Keputusan Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO-pun tidak lepas dari ancaman Rusia setelah Moskow menginvasi Ukraina.
Stoltenberg mengatakan, 30 pemimpin NATO akan mengundang Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan NATO secara resmi.
Namun, bahkan dengan undangan resmi, 30 parlemen sekutu NATO harus meratifikasi keputusan oleh para pemimpin yang mana proses ini bisa memakan waktu hingga satu tahun.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)