Paus Fransiskus Tepis Kabar akan Mengundurkan Diri
Pemimpin Gereja Katolik Roma Paus Fransiskus menepis laporan berencana mengundurkan diri dalam waktu dekat.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, VATIKAN - Pemimpin Gereja Katolik Roma Paus Fransiskus menepis laporan berencana mengundurkan diri dalam waktu dekat.
Kabar itu muncul di tengah kondisi kesehatannya yang sempat menurun.
Namun sekarang kesehatannya sudah membaik dan siap menunaikan tugas untuk mengunjungi berbagai tempat di dunia guna menyebar pesan perdamaian.
Bahkan rencananya Paus akan berkunjung ke Kanada pada bulan ini dan berharap mengunjungi Ukraina dan Rusia sesegera mungkin.
Dalam sebuah wawancara eksklusif di kediamannya di Vatikan seperti laporan Straits Times, Senin (4/7/2022), Paus Fransiskus juga membantah desas-desus dirinya menderita kanker.
Baca juga: Kejutan Paus Fransiskus bagi Misionaris Duta Indonesia di Seluruh Dunia
Seraya bercanda dia mengatakan bahwa dokternya tidak memberi tahu apa-apa tentang itu.
Paus untuk pertama kalinya memberikan rincian kondisi lutut yang mencegahnya beberapa kali melaksanakan tugas luar.
Dalam percakapan 90 menit pada Sabtu sore yang dilakukan dalam bahasa Italia dan tanpa kehadiran pembantu, Paus berusia 85 tahun itu juga mengulangi kecamannya terhadap aborsi menyusul putusan Mahkamah Agung AS bulan lalu.
Desas-desus beredar di media bahwa rangkaian peristiwa pada akhir Agustus, termasuk pertemuan dengan para kardinal dunia untuk membahas konstitusi Vatikan yang baru, upacara untuk melantik kardinal baru, dan kunjungan ke kota L'Aquila di Italia, dapat menjadi pertanda sebuah pengumuman pengunduran diri.
L'Aquila dikaitkan dengan Paus Celestine V, yang mengundurkan diri dari kepausan tahun 1294.
Paus Benediktus XVI mengunjungi kota itu empat tahun sebelum ia mengundurkan diri pada tahun 2013, paus pertama yang melakukannya dalam waktu sekitar 600 tahun.
Tetapi Paus Fransiskus, yang waspada dan tenang selama wawancara ketika dia membahas berbagai masalah internasional dan Gereja, menertawakan gagasan itu.
"Semua kebetulan ini membuat beberapa orang berpikir 'liturgi' yang sama akan terjadi," katanya. "Tapi itu tidak pernah terlintas dalam pikiranku. Untuk saat ini tidak, untuk saat ini, tidak. Sungguh!"
Paus Fransiskus, bagaimanapun, mengulangi posisinya yang sering dinyatakan bahwa dia mungkin mengundurkan diri suatu hari nanti jika kesehatan yang buruk membuatnya tidak mungkin untuk menjalankan tugas Gereja, sesuatu yang hampir tidak terpikirkan sebelum Benediktus XVI.
Ditanya kapan dia berpikir itu mungkin, dia berkata, "Kami tidak tahu. Tuhan akan menjawab."
Wawancara berlangsung pada hari dia akan berangkat ke Republik Demokratik Kongo dan Sudan Selatan, perjalanan yang harus dia batalkan karena dokter mengatakan Paus mungkin juga harus batal ke Kanada pada 24-30 Juli kecuali dia setuju menjalani terapi 20 hari tambahan dan istirahat untuk lutut kanannya.
Dia mengatakan keputusan untuk membatalkan perjalanan ke Afrika menyebabkan dia "sangat menderita", terutama karena dia ingin mempromosikan perdamaian di kedua negara.
Paus Fransiskus menggunakan tongkat saat dia berjalan ke ruang resepsi di lantai dasar wisma Santa Marta tempat dia tinggal sejak pemilihannya pada tahun 2013, menghindari apartemen kepausan di Istana Apostolik yang digunakan oleh para pendahulunya.
Ruangan itu memiliki salinan salah satu lukisan favorit Paus Fransiskus, Mary, Untier of Knots, yang dibuat sekitar tahun 1700 oleh Joachim Schmidtner dari Jerman.
Ditanya bagaimana keadaannya, Paus bercanda, "Saya masih hidup!"
Dia memberikan rincian penyakitnya untuk pertama kalinya di depan umum, mengatakan dia menderita "patah tulang kecil" di lutut ketika dia salah melangkah saat ligamen meradang.
"Saya baik-baik saja, saya perlahan-lahan menjadi lebih baik," katanya, menambahkan patah tulang itu membaik, dibantu terapi laser dan magnet.
Paus Fransiskus juga menepis desas-desus temuan kanker setahun yang lalu ketika dia menjalani operasi enam jam untuk mengangkat bagian dari usus besarnya karena divertikulitis, suatu kondisi yang umum terjadi pada orang lanjut usia.
"Itu (operasi) sukses besar," katanya, sambil menambahkan, dokter tidak memberi tahunya tentang kanker yang diduga sebagian orang. Paus menganggap itu sebagai gosip saja.
Tapi dia mengatakan tidak ingin dioperasi pada lututnya, karena anestesi umum pada operasi tahun lalu memiliki efek samping negatif.
Diundang ke Indonesia
Presiden Joko Widodo telah mengundang Paus Fransiskus untuk datang ke Indonesia.
Undangan tersebut disampaikan oleh Menteri Agama (Menag) Yagut Cholil Qoumas yang melakukan kunjungan kerja ke Vatikan.
Yaqut berharap Paus Fransiskus bisa berkunjung ke Indonesia untuk menyaksikan langsung keberagaman yang tumbuh di tengah masyarakat Indonesia.
"Kita tinggal menunggu jawaban saja dari Vatikan. Saya sudah menyampaikan pesan Presiden RI Joko Widodo yang pernah mengundang beliau ke Indonesia. Kemarin saya mengingatkan kembali untuk bisa ditindaklanjuti," katanya dikutip dari laman Kemenag, Sabtu (11/6/2022).
Selain itu Menag juga mengajak seluruh umat beragama, para tokoh dan pimpinan keagamaan, untuk menyuarakan agama untuk kemanusiaan.
"Jadi inti ajaran agama ini mari kita kampanyekan sebagai ajakan untuk menjaga nilai-nilai kemanusiaan bukan untuk dipertentangkan dan diperselisihkan," ungkapnya.
Sumber: Straits Times/Kompas.TV/Kompas.com