Amerika Serikat Desak Negara G20 Tekan Rusia untuk Membuka Kembali Jalur Ekspor Biji-bijian
Pertemuan para menteri luar negeri yang tergabung dalam G20 di Bali minggu ini akan membahas mengenai ketahanan pangan dan energi
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Pertemuan para menteri luar negeri yang tergabung dalam G20 di Bali minggu ini akan membahas mengenai ketahanan pangan dan energi yang saat ini tengah menjadi perhatian di seluruh dunia.
Selain membahas ketahanan pangan dan energi, pertemuan ini juga akan mendesak Rusia untuk mendukung upaya PBB membuka kembali jalur laut yang diblokir oleh pasukan Rusia.
Dilansir dari Reuters, Rabu (6/7/2022) Ramin Toloui, asisten menteri luar negeri untuk urusan ekonomi dan bisnis, mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken akan meningkatkan keamanan energi dalam sesi utama para menteri G20 pada hari Jumat (8/7/2022) dan dalam pertemuan bilateral di Bali.
Baca juga: Menlu Australia Penny Wong Konfirmasi Hadir Langsung di FMM G20 Bali
"Negara-negara G20 harus meminta pertanggungjawaban Rusia dan bersikeras mendukung upaya PBB yang sedang berlangsung untuk membuka kembali jalur laut untuk pengiriman biji-bijian," kata Toloui.
“Entah itu terjadi di tingkat G20, atau di tingkat masing-masing negara G20, itu poin penting yang akan disampaikan Blinken,” imbuhnya.
Sementara itu, Diplomat utama AS untuk Asia Timur, Daniel Kritenbrink mengharapkan adanya pertukaran pandangan secara terbuka mengenai masalah di Ukraina, ketika Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di sela-sela G20.
"Ini akan menjadi kesempatan lain untuk menyampaikan keinginan kami tentang apa yang kami harapkan untuk dilakukan dan tidak dilakukan China dalam konteks Ukraina," katanya.
Sebelum terjadinya invasi Rusia ke Ukraina, China dan Rusia mengumumkan kemitraan tanpa batas. Tetapi para pejabat AS mengatakan mereka belum melihat China mendukung sanksi yang dipimpin AS terhadap Moskow.
Baca juga: Puluhan Ribu Warga Mariupol Terpaksa Minum Air Hujan sejak Kota Pelabuhan Ini Diduduki Rusia
Namun, China menolak untuk mengutuk tindakan Rusia dan mengkritik sanksi Barat yang luas.
Para pejabat AS juga telah memperingatkan konsekuensi, termasuk sanksi, jika China mulai menawarkan dukungan material untuk membantu Rusia dalam invasinya ke Ukraina.