Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Senjata Kiriman Amerika Cs ke Ukraina Nyasar ke Timur Tengah, Menhan Rusia: Dijual di Pasar Gelap

Menteri Pertahanan Sergei Shoigu  mengatakan sebagian senjata yang dikirim Barat ke Ukraina terlihat di Timur Tengah dan berakhir di pasar gelap.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Senjata Kiriman Amerika Cs ke Ukraina Nyasar ke Timur Tengah, Menhan Rusia: Dijual di Pasar Gelap
ARIS MESSINIS / AFP
Prajurit Ukraina menembak dengan senjata self-propelled Prancis 155 mm/52 kaliber Caesar ke posisi Rusia di garis depan di wilayah Ukraina timur Donbas pada 15 Juni 2022. Menteri Pertahanan Sergei Shoigu  mengatakan sebagian senjata yang dikirim Barat ke Ukraina terlihat di Timur Tengah dan berakhir di pasar gelap. 

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Puluhan ribu ton kargo militer berisi persenjataan 'bantuan' dari Barat (Amerika Cs) ke Ukraina diperjualkanbelikan mafia perdagangan senjata dan berakhir di pasar gelap.

Menteri Pertahanan Sergei Shoigu  mengatakan sebagian senjata yang dikirim Barat ke Ukraina terlihat di Timur Tengah dan berakhir di pasar gelap.

Dikutip dari AFP, Rabu  (6/7/2022) , pernyataan Sergei Shoigu disiarkan televisi Rusia.

Sergei Shoigu mengatakan sejauh ini Ukraina baru menerima lebih dari 28.000 ton kargo militer sejauh ini.

Dia berbicara berdasarkan data intelijen bahwa senjata kiriman Barat itu malah muncul di Timur Tengah.

Baca juga: Swiss Beri Tanggapan Dingin atas Seruan Ukraina untuk Sita Aset Rusia

Shoigu tidak memberikan rincian apapun untuk mendukung klaimnya.

"Dengan harapan memperpanjang konflik di Ukraina, Barat secara kolektif melanjutkan pasokan senjata skala besar ke rezim Kiev," kata Shoigu.

BERITA TERKAIT

"Menurut informasi yang kami miliki, beberapa senjata asing yang dipasok oleh Barat ke Ukraina tersebar di kawasan Timur Tengah dan juga berakhir di pasar gelap," kata Shoigu.

Rusia Kehabisan Senjata

Sejak melakukan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022, Rusia untuk pertama kalinya mengakui mereka kehabisan senjata.

Istana Kepresidenan Rusia (Kremlin) diketahui membuat rancangan undang-undang (RUU) federal yang memungkinkan Rusia memperbaiki senjata dan peralatan secara cepat.

Pada Kamis (30/6/2022) malam, RUU itu diajukan ke Duma Negara mengenai "langkah-langkah ekonomi khusus" untuk "kontrateroris dan operasi lain" di luar Rusia.

Sebuah catatan dilampirkan pada RUU, yang mengatakan ada "peningkatan kebutuhan jangka pendek untuk perbaikan senjata dan peralatan militer", terutama di tengah perang Rusia melawan Ukraina, sebagaimana dikutip dari Newsweek.

RUU itu mengusulkan "pelaksanaan aset material dari cadangan negara" dan "pengaktifan sementara kapasitas dan fasilitas mobilisasi", serta kerja lembur di "organisasi individu."

Baca juga: Rusia Ancam Pangkas Pasokan Bahan Bakar ke Jepang, Saham Mitsui dan Mitsubishi Langsung Anjlok

Teks RUU itu mencatat perlunya Rusia memperbaiki senjata dan peralatan militernya di tengah "operasi militer khusus di wilayah Republik Rakyat Donetsk, Republik Rakyat Luhansk, dan Ukraina."

Menurut catatan penjelasan, jika RUU itu ditandatangani menjadi undang-undang, akan memberi Kremlin wewenang "untuk menetapkan peraturan khusus tentang hubungan kerja untuk organisasi tertentu, divisi mereka, dan fasilitas produksi tertentu."

Pengajuan RUU Ini menandai pertama kalinya Rusia memberi isyarat bahwa mereka menderita kerugian militer yang besar dalam perangnya melawan Ukraina.

Pejabat Ukraina secara teratur memberikan pembaruan tentang kerugian militer Rusia.

Pada Jumat (1/7/2022), staf umum angkatan bersenjata Ukraina mengatakan di Facebook, sejauh ini Rusia telah kehilangan 35.750 personel militer, 1.577 tank, 3.736 kendaraan tempur lapis baja, 796 sistem artileri, 246 peluncur roket ganda, 105 sistem pertahanan udara, 217 pesawat, 645 UAV operasional-taktis, 15 kapal/perahu, 2.610 kendaraan dan tanker, serta 186 helikopter.

Pejabat Rusia sejah ini secara terbuka membantah bahwa Moskow mengalami kesulitan mempertahankan upaya perang Putin.

Kementerian Pertahanan Inggris mencatat dalam pembaruan intelijen akhir Mei, keputusan Rusia untuk mengerahkan tank tua era Soviet di medan perang merupakan indikasi "kekurangan Rusia akan peralatan modern yang siap tempur."

Sumber: AFP/Newsweek/Kompas.TV

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas