Indonesia Desak Negara G20 Bantu Akhiri Perang di Ukraina
Indonesia mendesak para menteri luar negeri yang tergabung dalam G20 untuk membantu menyuarakan agar Rusia mengakhiri perang di Ukraina
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NUSA DUA – Indonesia mendesak para menteri luar negeri yang tergabung dalam G20 untuk membantu menyuarakan agar Rusia mengakhiri perang di Ukraina.
Dikutip dari Reuters, Jumat (8/7/2022) pertemuan para menteri luar negeri G20 yang berlangsung di Bali, didominasi oleh pembicaraan mengenai invasi Rusia ke Ukraina dan dampaknya terhadap ekonomi global,
Teriakan 'kapan Anda menghentikan perang' dan 'mengapa Anda tidak menghentikan perang' terdengar saat Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi di awal pertemuan.
Baca juga: Rusia Uji Coba Rudal Yars Berjangkauan 7.500 Mil, Mampu Serang Semua Negara di Eropa
Sebelumnya, Retno mengatakan negara G7 telah memberitahunya bahwa mereka tidak dapat bergabung dengan jamuan makan malam hari Kamis (7/7/2022) di mana Lavrov hadir.
“Adalah tanggung jawab kita untuk mengakhiri perang lebih cepat dan menyelesaikan perbedaan kita di meja perundingan, bukan di medan perang," katanya pada Jumat (8/7/2022) pada pembukaan pembicaraan.
Dengan menyebut keragaman agama di Indonesia sebagai contoh bagaimana keyakinan yang berbeda dapat hidup berdampingan secara harmonis, Retno mendesak G20 untuk menemukan jalan ke depan untuk mengatasi konflik yang terjadi di Ukraina.
Dia menambahkan dampak perang, termasuk kenaikan harga energi dan pangan, akan paling berpengaruh bagi negara-negara berpenghasilan rendah.
Di sisi lain, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan, kehadiran dan partisipasi Rusia menimbulkan keraguan dalam sebuah konsensus tentang Ukraina
Sementara itu, Retno mengatakan pada Kamis (7/7/2022) bahwa penting bagi tuan rumah untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi semua orang.
Lavrov duduk di antara perwakilan dari Arab Saudi dan Meksiko pada pertemuan Jumat (8/7/2022).
Baca juga: Pembukaan FMM G20, Menlu Retno Marsudi Bahas Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Negara Berkembang
China Peringatkan Risiko Perang Dingin Baru
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada Kamis (7/7/2022) bahwa penting untuk mencegah gangguan atau interupsi pada agenda G20, sembari memastikan tidak ada yang dapat melegitimasi invasi Rusia terhadap Ukraina.
Setelah berdiskusi tentang masalah Ukraina dengan Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan, Beijing menentang setiap tindakan yang meningkatkan konfrontasi blok, dan menciptakan perang dingin baru.
Invasi Rusia, yang disebutnya operasi militer khusus, telah menyebabkan gangguan besar pada ekonomi global, dengan blokade terhadap gandum Ukraina dan sanksi terhadap minyak dan gas Rusia yang mendorong krisis pangan dan lonjakan inflasi global.