Ingin Bantu Ukraina, Dua Tentara Jerman Rampok Pangkalan Militer Untuk Sabotase Jembatan Krimea
Penangkapan belasan orang terasuk dua tentara Bundeswehr Jerman mengungkap rencana sabotase yang akan dilakukan terhadap jembatan Krimea
Editor: Hendra Gunawan
Meskipun pasukan Rusia menjalin hubungan darat dengan Krimea pada awal konflik dengan mengambil sebagian besar Wilayah Kherson dan Zaporozhye, pemerintah di Kiev tetap bertekad untuk menghancurkan jembatan tersebut.
“Jika ada kesempatan untuk melakukan ini, kami pasti akan melakukannya,” kata Alexey Danilov, sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, dalam sebuah wawancara April.
Jenderal Ukraina Dmitry Marchenko mengatakan kepada media pemerintah AS bulan lalu bahwa Kiev masih ingin meledakkan jembatan itu, tetapi sedang menunggu Barat untuk mengirimkan jenis senjata yang tepat.
Alexey Arestovich, ajudan utama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan pekan lalu bahwa rencana untuk mengejar jembatan itu benar-benar masih berjalan.
Pada hari Kamis, mantan komandan NATO di Eropa dan pensiunan jenderal Angkatan Udara AS Philip Breedlove mengatakan kepada Times bahwa Ukraina harus menargetkan jembatan dengan rudal anti-kapal Harpoon yang baru-baru ini dikirimkan oleh Pentagon.
Fakta Tentang Krimea
Pulau Krimea (dieja Krim) terletak di sebelah timur Ukraina di antara Laut Hitam dan Laut Azov.
Krimea memiliki 2 juta penduduk, di mana sekitar 60 persennya berbicara bahasa Rusia dan menganggap diri mereka orang Rusia. Pulau ini juga satu-satunya wilayah di Ukraina yang mayoritas berbahasa Rusia dan memiliki jumlah penutur bahasa Rusia terbanyak.
Baca juga: Presiden Ukraina Zelenskyy: Artileri Barat Efektif Lawan Serangan Rusia
Krimea memiliki Luas 10.400 mil persegi sebelumnya merupakan bagian dari Kekaisaran Ottoman, kemudian direbut oleh Kekaisaran Rusia pada 19 April 1783, pada masa pemerintahan Catherine yang Agung.
Pada 1954 wilayah Krimea menjadi bagian dari Ukraina setelah Perdana Menteri Rusia saat itu, Nikita Khrushchev memberikan pulau itu ke Republik Soviet Ukraina untuk memperingati 300 tahun bersejarah atas bersatunya Ukraina dengan Tsar Rusia.
Setelah Uni Sovyet bubar, Ukraina pun menjadi negara sendiri denga Krimea sebagai dari bagiannya. Namun Rusia melakukan aneksasi atau mencaplok pulau tersebut pada 2014. Aksi Rusia tersebut dikecam oleh internasional.
Lokasi Krimea memang sangat strategis dan pelabuhannya pun memiliki akses cepat ke Mediterania, Balkan dan Timur Tengah yang telah dicari oleh sebagian besar kerajaan masa lalu termasuk Romawi, Ottoman, Rusia, Inggris dan Prancis serta Nazi Jerman.
Sementara nilai ekonomis dari Krimea pun menjadi perhitungan Rusia untuk memilikinya karena di pulau ini pertanian seperti gandum dan jagung tumbuh subur yang jadi salah satu pasokan pangan Rusia.
Selain pangan, Krimea memiliki cadangan migas lepas panta yang besar dan ini memperkuat posisi Rusia sebagai salah satu produsen energi utama dunia.