Menlu AS Antony Blinken Sampaikan Keprihatinan Atas Penembakan Shinzo Abe Saat Bertemu Retno Marsudi
Menlu AS Antony J Blinken sampaikan keprihatinan atas penembakan mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) Antony J Blinken sampaikan keprihatinan atas penembakan mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe yang terjadi di Prefektur Nara, Jepang.
Hal tersebut diungkapkan Antony J Blinken saat melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu RI Retno Marsudi di sela-sela G20 Foreign Ministers' Meeting (FMM) yang diselenggarakan di Hotel Mulia, Nusa Dua Bali, Jumat (8/7/2022).
Blinken sampaikan keprihatinan atas penembakan mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe yang terjadi di Prefektur Nara, Jepang.
“Saya benar-benar harus mengatakan sebelum kita bertemu betapa sedih dan prihatinnya kita dengan berita yang datang dari Jepang tentang upaya pembunuhan terhadap mantan Perdana Menteri Abe,” kata Blinken dalam pernyataannya kepada Retno.
Baca juga: Menlu Australia Sampaikan Duka Cita Atas Meninggalnya Eks PM Jepang Shinzo Abe
Blinken menyampaikan kesedihan atas peristiwa tersebut.
“Pikiran kami, doa kami bersamanya, dengan keluarganya, dengan orang-orang Jepang,” ujarnya.
Sementara itu, Menlu RI menyampaikan bahwa Indonesia sebagai presiden G20 dan atas nama para menteri luar negeri G20 yang hadir dalam pertemuan, menyampaikan simpati atas peristiwa tersebut.
Selain membahas peristiwa yang menimpa Shinzo Abe, kedua Menlu juga membahas penguatan kerjasama antara AS dan Indonesia.
Baca juga: Kenang Shinzo Abe, Jokowi Ucapkan Duka untuk Mantan PM Jepang
Menlu AS menyampaikan dukungan kepada Presidensi G20 Indonesia dalam upaya pemulihan global, serta mengatasi krisis pangan dan energi akibat dampak perang di Ukraina.
“Kepemimpinan Indonesia dalam menyatukan G20, tidak hanya menyatukan kita tetapi juga memimpin kita, dan khususnya bekerja untuk memastikan bahwa kita pulih bersama, pulih lebih kuat. Kami melihat efek dari COVID itu masih melekat di seluruh dunia. Sayangnya, kita juga melihat efek agresi Rusia terhadap Ukraina membuat segalanya menjadi lebih sulit dari sebelumnya,” kata Blinken.