PM Inggris Boris Johnson Awalnya Tak Mau Mundur karena 'Mandat Kolosal', Lantas Muncul Desakan
PM Inggris Boris Johnson akhirnya mundur dari jabatannya seusai menerima desakan-desakan, hal ini buntut soal pelecehan seksual oleh anggota parlemen.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Garudea Prabawati
![PM Inggris Boris Johnson Awalnya Tak Mau Mundur karena 'Mandat Kolosal', Lantas Muncul Desakan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kewaspadaan-dunia-terhadap-covid-19-varian-omicron_20211129_150359.jpg)
Dominic Cummings, mantan kepala penasihat Johnson, menulis di Twitter bahwa perdana menteri akan menyebabkan "pembantaian" jika dia tetap menjabat.
Ia mengklaim bahwa "bahkan sekarang dia bermain-main dengan waktu & akan mencoba untuk tinggal".
Johnson diyakini telah memberi tahu Ratu bahwa dia akan tetap berada di 10 Downing Street sebagai perdana menteri sementara sampai Partai Konservatif memilih pemimpin baru, yang bisa datang paling lambat pada konferensi partai pada bulan Oktober.
Tetapi pada akhirnya keputusan ada di tangan sekelompok kuat anggota parlemen Konservatif yang disebut komite 1922, yang akan menetapkan aturan dan jadwal untuk pemilihan selanjutnya.
Beberapa anggota pemerintah yang akan keluar diperkirakan akan mencalonkan diri, termasuk Menteri Luar Negeri Liz Truss, Kanselir Nadhim Zahawi dan Menteri Perdagangan Penny Mordaunt.
Beberapa kritikus terhadap pemerintah saat ini, seperti ketua komite urusan luar negeri Tom Tugendhat dan mantan Menteri Luar Negeri Jeremy Hunt, juga diperkirakan untuk maju.
Baik anggota parlemen Tory maupun anggota biasa memiliki peran dalam proses tersebut.
Anggota parlemen akan mempersempit lapangan menjadi hanya dua kandidat melalui pemungutan suara multi-tahap sebelum anggota memberikan suara pada daftar pendek hanya dua kandidat.
Pemenangnya akan diundang oleh Ratu untuk menjadi Perdana Menteri dan membentuk pemerintahan baru.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)