Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PM Inggris Boris Johnson Awalnya Tak Mau Mundur karena 'Mandat Kolosal', Lantas Muncul Desakan

PM Inggris Boris Johnson akhirnya mundur dari jabatannya seusai menerima desakan-desakan, hal ini buntut soal pelecehan seksual oleh anggota parlemen.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in PM Inggris Boris Johnson Awalnya Tak Mau Mundur karena 'Mandat Kolosal', Lantas Muncul Desakan
AFP/HOLLIE ADAMS
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberi isyarat saat ia menghadiri briefing media tentang pembaruan Covid-19 terbaru di ruang pengarahan Downing Street, London pusat pada 27 November 2021. - Inggris akan mewajibkan semua penumpang yang tiba untuk mengisolasi sampai mereka dapat menunjukkan PCR negatif tes terhadap Covid-19, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan Sabtu setelah strain Omicron baru muncul. (Photo by Hollie Adams / POOL / AFP) 

Dominic Cummings, mantan kepala penasihat Johnson, menulis di Twitter bahwa perdana menteri akan menyebabkan "pembantaian" jika dia tetap menjabat.

Ia mengklaim bahwa "bahkan sekarang dia bermain-main dengan waktu & akan mencoba untuk tinggal".

Johnson diyakini telah memberi tahu Ratu bahwa dia akan tetap berada di 10 Downing Street sebagai perdana menteri sementara sampai Partai Konservatif memilih pemimpin baru, yang bisa datang paling lambat pada konferensi partai pada bulan Oktober.




Tetapi pada akhirnya keputusan ada di tangan sekelompok kuat anggota parlemen Konservatif yang disebut komite 1922, yang akan menetapkan aturan dan jadwal untuk pemilihan selanjutnya.

Beberapa anggota pemerintah yang akan keluar diperkirakan akan mencalonkan diri, termasuk Menteri Luar Negeri Liz Truss, Kanselir Nadhim Zahawi dan Menteri Perdagangan Penny Mordaunt.

Beberapa kritikus terhadap pemerintah saat ini, seperti ketua komite urusan luar negeri Tom Tugendhat dan mantan Menteri Luar Negeri Jeremy Hunt, juga diperkirakan untuk maju.

Baik anggota parlemen Tory maupun anggota biasa memiliki peran dalam proses tersebut.

BERITA TERKAIT

Anggota parlemen akan mempersempit lapangan menjadi hanya dua kandidat melalui pemungutan suara multi-tahap sebelum anggota memberikan suara pada daftar pendek hanya dua kandidat.

Pemenangnya akan diundang oleh Ratu untuk menjadi Perdana Menteri dan membentuk pemerintahan baru.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas