Usai Digeruduk Warga, Presiden Sri Lanka dan Seluruh Kabinet Pilih Mengundurkan Diri
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dan seluruh anggota kabinet memilih mengundurkan diri menyusul aksi masyarakat geruduk kediaman resmi.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dan seluruh anggota kabinet akan mengundurkan diri, buntut aksi massa menyerbu kediaman resminya.
Kantor Perdana Menteri pada Senin (11/7/2022), mengatakan pengunduran diri Gotabaya Rajapaksa dimaksudkan untuk memberi kesempatan bagi pemerintah persatuan yang sedang dibentuk.
Sebelumnya, puluhan ribu warga Sri Lanka menyerbu kediaman resmi Presiden Rajapaksa dan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe karena krisis ekonomi yang tidak kunjung tertangani.
Sesaat setelah insiden itu, ketua parlemen mengatakan bahwa Rajapaksa akan mengundurkan diri pada Rabu (13/7/2022) mendatang.
Namun, belum ada kabar langsung dari Rajapaksa tentang rencananya.
Dilansir Reuters, PM Wickremesinghe juga memutuskan untuk mundur sehingga pemerintah sementara gabungan semua partai bisa mengambil alih.
Baca juga: Oposisi Sri Lanka Rancang Pemerintahan Baru Pasca Mundurnya Presiden dan Perdana Menteri
Kantor PM Wickremesinghe mengatakan, Presiden Rajapaksa telah mengonfirmasi rencana pengunduran dirinya kepada perdana menteri.
Pun seluruh kabinet akan mengundurkan diri, setelah kesepakatan dicapai untuk membentuk pemerintahan semua partai.
Bicara kepada Reuters, Gubernur Bank Sentral Sri Langka mengatakan bahwa ketidakstabilan politik dapat mempersulit negosiasi dengan Dana Moneter Internasional terkait paket bailout.
Gubernur P. Nandalal Weerasinghe mengisyaratkan akan tetap menjabat, meskipun ia menjelaskan bahwa pada Mei bisa mengundurkan diri jika stabilitas politik belum juga tercapai.
"Saya memiliki tanggung jawab setelah saya ditunjuk untuk masa jabatan enam tahun," jawab Weerasinghe saat ditanya soal bank sentral.
Pemimpin aksi protes yang menggeruduk kediaman dua pemimpin Sri Lanka mengaku massa akan tetap menduduki tempat tersebut sampai keduanya mundur dari jabatan.
Akhir pekan lalu, pengunjuk rasa menikmati berbagai fasilitas mewah yang ada di dalam rumah PM dan Presiden Sri Lanka.
Mereka berenang ramai-ramai, bersantai, tidur di kamar utama, mencoba sofa, hingga mencoba treadmill.