Presiden Sri Lanka Sekeluarga Kabur ke Maladewa, Diduga akan Lanjutkan Perjalanan ke UEA
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa kabur ke Maladewa sebelum mengundurkan diri secara resmi, protes pun pecah di Kolombo menyusul kabar ini.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
India juga menolak memberikan izin bandara militer untuk bisa mengangkutnya.
Rajapaksa dilaporkan sudah berencana kabur dari Sri Lanka sebelium 13 Juli, tanggal yang ia janjikan untuk mengundurkan diri secara resmi.
Selama menjabat presiden, Gotabaya Rajapaksa menikmati kekebalan dari penangkapan.
Padahal telah banyak pengunjuk rasa, aktivis, dan pengacara meminta agar ia dan keluarganya diadili atas dugaan korupsi dan pelanggaran HAM selama dua dekade menguasai Sri Lanka.
Adik presiden, Basil Rajapaksa, yang menjabat sebagai menteri keuangan, juga dilarang naik pesawat ke Dubai dalam perjalanan ke AS di mana ia adalah warga negara ganda.
Basil juga dilaporkan telah meninggalkan negara itu pada Selasa malam.
Terpilih pada 2019, Gotabaya Rajapaksa tidak bergeming saat publik Sri Lanka menyerukan pengunduran dirinya selama berbulan-bulan imbas salah urus ekonomi.
Rajapaksa dan lima anggota keluarganya yang memegang jabatan senior pemerintah dituduh melakukan korupsi dan salah urus ekonomi yang membuat negara kehabisan mata uang asing untuk mengimpor makanan, bahan bakar dan obat-obatan, dan mendorong inflasi.
Akhir pekan lalu, Rajapaksa mengumumkan niatnya untuk mengundurkan diri setelah ratusan ribu massa menggeruduk kediaman resminya di Kolombo.
Kediaman resmi PM Wickremesinghe serta rumah pribadinya turut menjadi sasaran amuk massa.
Mereka menduduki gedung dan menolak pergi sampai Rajapaksa dan Wickremesinghe turun.
Baca juga: Berpotensi Jadi Negara Gagal Seperti Sri Lanka, Partai Gelora Beri Saran untuk Pemerintah RI
Berdasarkan konstitusi, jika Rajapaksa mundur pada Rabu ini, maka PM Wickremesinghe secara otomatis menggantikannya.
Namun bagi publik Sri Lanka, Wickremesinghe dinilai sebagai kaki tangan rezim Rajapaksa.
Pun Wickremesinghe telah setuju untuk mundur ketika pemerintah persatuan semua partai terbentuk.
Partai-partai oposisi mengatakan pemerintah persatuan pada prinsipnya telah disepakati, meskipun tidak jelas siapa perdana menteri yang baru.
Jika pengunduran diri Rajapaksa berjalan sesuai rencana, parlemen akan bersidang kembali pada 15 Juli dan anggota parlemen akan memberikan suara pada 20 Juli untuk memutuskan presiden baru.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)